Liputan6.com, Jakarta - Konka hidung atau dikenal sebagai turbinat, adalah struktur yang terletak di dalam hidung yang berfungsi untuk menyaring, melembapkan, dan menghangatkan udara yang kita hirup.
Ketika konka hidung membengkak, kondisi ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang signifikan. Pembengkakan konka hidung dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti alergi, infeksi, atau polusi udara.
Advertisement
Salah satu bahaya utama dari konka hidung yang membengkak adalah gangguan pernapasan. Konka hidung membengkak dapat menyempitkan saluran hidung, membuat udara sulit masuk dan keluar.
Advertisement
Baca Juga
Hal ini dapat menyebabkan kesulitan bernapas, terutama saat tidur. Orang dengan konka hidung yang membengkak sering mengeluhkan perasaan tersumbat yang tidak hilang meskipun sudah menggunakan dekongestan atau obat semprot hidung.
Dalam beberapa kasus, pembengkakan ini bisa begitu parah sehingga memerlukan tindakan medis, seperti operasi reduksi turbinat. Pembengkakan konka hidung juga dapat meningkatkan risiko infeksi sinus atau sinusitis.
Ketika saluran hidung tersumbat, drainase lendir menjadi terganggu, menciptakan lingkungan yang ideal bagi bakteri dan virus untuk berkembang biak. Sinusitis yang tidak ditangani dengan baik bisa berlanjut menjadi kondisi kronis, menyebabkan gejala yang berlangsung berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Gejala sinusitis meliputi nyeri wajah, sakit kepala, demam, dan lendir hidung yang berwarna kuning atau hijau. Gangguan pernapasan dan infeksi sinus yang berulang dapat berdampak besar pada kualitas hidup seseorang.
Kesulitan bernapas melalui hidung dapat mengganggu tidur malam, menyebabkan kelelahan di siang hari dan menurunkan produktivitas. Selain itu, rasa tidak nyaman yang disebabkan oleh hidung tersumbat dan nyeri wajah akibat sinusitis dapat menyebabkan stres dan gangguan emosional.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Bahaya Kesehatan
Penderita juga mungkin harus sering absen dari pekerjaan atau aktivitas sehari-hari lainnya, yang berdampak negatif pada kehidupan sosial dan profesional mereka. Konka hidung yang membengkak juga dapat mempengaruhi pendengaran dan keseimbangan.
Ini terjadi karena pembengkakan konka dapat memblokir saluran Eustachius yang menghubungkan telinga tengah dengan bagian belakang hidung dan tenggorokan. Ketika saluran Eustachius tersumbat, tekanan di telinga tengah tidak dapat disesuaikan dengan baik, menyebabkan rasa penuh atau nyeri di telinga, gangguan pendengaran, dan bahkan vertigo.
Kondisi ini dikenal sebagai otitis media dengan efusi atau telinga lem.Pembengkakan konka hidung sering kali terkait dengan kondisi alergi, seperti rinitis alergi.
Alergi dapat memicu reaksi inflamasi di hidung, menyebabkan konka membengkak. Pada orang dengan asma, pembengkakan konka hidung dapat memperburuk gejala asma karena saluran napas atas dan bawah saling terkait.
Peradangan di hidung dapat menyebar ke saluran napas bawah, memicu serangan asma. Oleh karena itu, penting bagi penderita asma untuk mengelola kondisi hidung mereka dengan baik untuk mencegah komplikasi.
Untuk mencegah dan mengatasi pembengkakan konka hidung, penting untuk mengidentifikasi dan mengelola penyebab yang mendasarinya. Penggunaan obat antihistamin dan steroid hidung dapat membantu mengurangi peradangan akibat alergi.
Dalam kasus infeksi, antibiotik mungkin diperlukan. Selain itu, menjaga kebersihan lingkungan, menghindari alergen, dan menggunakan humidifier dapat membantu mengurangi risiko pembengkakan konka.
Dalam beberapa kasus, tindakan medis seperti prosedur bedah mungkin diperlukan untuk mengurangi ukuran konka yang membengkak dan memperbaiki aliran udara melalui hidung.
Gangguan pernapasan, infeksi sinus, penurunan kualitas hidup, dampak pada pendengaran dan keseimbangan, serta keterkaitannya dengan alergi dan asma adalah beberapa bahaya yang perlu diwaspadai.
Dengan pengelolaan yang tepat, risiko dan dampak dari pembengkakan konka hidung dapat dikurangi, meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan secara keseluruhan.
Penulis: Belvana Fasya Saad
Advertisement