Rekayasa Teknologi Untuk Ekstraksi Vanillin Yang Efisien

Meski berharga mahal, ekstraksi Vanillin selama ini dinilai tak efisien karena butuh energi tinggi, biaya mahal, dan hilangnya kandungan tertentu.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 19 Agu 2024, 11:23 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2024, 11:23 WIB
Sekolah Vokasi Undip
Tim dari CPPBT Vokasi Undip mengikuti pameran di Surabaya. Foto: liputan6.com/edhie prayitno ige 

Liputan6.com, Semarang - Keberadaan vanili atau Vanillin memang sangat dibutuhkan dalam industri pangan modern. Mahalnya produk Vanillin sampai mendapatkan julukan si emas hijau.

Hanya saja selama ini pengolahan atau ekstraksi Vanillin masih didominasi pengolahan tradisional. Ini mendorong dosen Prodi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Sekolah Vokasi Undip Mohamad Endy Yulianto bersama timnya, yang menghasilkan prototipe produk Natural Sweet Vanilin (NaS-Va) melalui Program Start-Up milenial. Tentu saja melalui proses produksi yang lebih efisien.

"Sebenarnya Vanilin hasil ekstrak polong Vanilla planifolia Andrews memberikan rasa dan aroma sedap-menyenangkan yang tidak dapat ditiru dengan produk sintetis hasil modifikasi proses apapun," katanya.

Namun menurutnya, proses produksi ekstrak vanilin secara tradisional memiliki berbagai kelemahan seperti yield vanilin yang rendah, kebutuhan energi tinggi, proses produksi lama, dan biaya produksi tinggi.

"Nah kami berpikir untuk mendapatkan cara agar mampu mereduksi biaya produksi adalah dengan mengembangkan proses ekstraksi glukovanilin dan hidrolisa glukovanilin menjadi vanilin dalam satu tahap," katanya.

Langkah itu bisa ditempuh melalui ekstraksi hidrotermolisis. Mengingat keunggulan produk vanillin alami yang sangat luar biasa mahal dan produk tersebut telah terbukti mampu diproduksi secara efisien melalui ekstraksi hidrotermolisis.

"Melalui program CPPBT (calon perusahaan pemula berbasis teknologi) yang memang bertujuan untuk mendirikan perusahaan pemula yang memproduksi dan komersialisasi natural sweet vanillin (NaS-Va) berbasis teknologi ekstraksi hidrotermolisis, kami merintis itu," kata Endy.

Secara spesifik program CPPBT ini bertujuan untuk mendirikan perusahaan, menyempurnakan dan menyiapkan produk natural sweet vanillin menjadi produk komersial industry (formulasi natural sweet vanillin padat dan cair, supporting line proses, pengembangan kemasan dan merk produk), melakukan riset pasar (entry & exit barrier, kekuatan suplier, kekuatan customer, kekuatan competitor, dan produk substitusi), menyusun segmentasi (segmentasi pasar, area, potensi jumlah customer, dan potensi permintaan produk), dan melakukan promosi dan pemasaran.

Hasil akhir pengembangan inovasi teknologi produksi vanilin cair (sweet vanillin liquid) dan bubuk vanilin (sweet vanillin powder) melalui penerapan teknik ekstraksi hidrotermolisis bersama Tim kegiatan CPPBT-RISTEKDIKTI yakni: Dr.Eng Vita Paramita, ST, MM, M.Eng, Dr. Indah Hartati. ST, MT, Prof. Dr. Ir. Eflita Yohana, ST, MT, Anggun Puspitarini Siswanto, ST, PhD. dan konsultan pemasaran Ir. Dwi Noviany Palupi, menghasilkan luaran pendirian PT Berkah Java Aroma, penyempurnaan prototipe produk Natural Sweet Vanilin, dokumen riset pasar, dokumen segmentasi pasar, dan kegiatan promosi serta pemasaran.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya