Lewat Kompetisi PFsains, Pertamina Berikan Pendanaan Inovasi Teknologi dan Energi

​​PFsains berhasil menarik ratusan inovator dari kalangan akademisi, praktisi hingga mahasiswa, bukti bahwa negeri ini memiliki banyak inovator yang membutuhkan wadah serta fasilitas untuk mengembangkan inovasinya.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 21 Sep 2024, 23:00 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2024, 23:00 WIB
Sebanyak 11 pemenang kategori Implementation bakal mendapatkan pendanaan dengan total Rp 2 miliar, serta 5 pemenang kategori Ideation yang meraih total pendanaan 70 juta rupiah. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Sebanyak 11 pemenang kategori Implementation bakal mendapatkan pendanaan dengan total Rp 2 miliar, serta 5 pemenang kategori Ideation yang meraih total pendanaan 70 juta rupiah. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Jakarta - Pertamina Foundation sukses menyelenggarakan program PFsains, kompetisi inovasi teknologi dan energi berkelanjutan, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri. “​​Kompetisi PFsains berhasil menarik ratusan inovator dari kalangan akademisi, praktisi hingga mahasiswa, bukti bahwa negeri ini memiliki banyak inovator yang membutuhkan wadah serta fasilitas untuk mengembangkan inovasinya,” ujar Presiden Direktur Pertamina Foundation Agus Mashud S. Asngari, Kamis (19/9/2024).

Menurutnya, kompetisi PFsains merupakan komitmen Pertamina dalam mendorong inovasi berkelanjutan hasil anak negeri, untuk menjawab kebutuhan masyarakat dan industri demi pembangunan negeri. “Saya berharap, apa yang diberikan oleh PFsains kepada para pemenang, bisa membawa kebermanfaatan yang berkelanjutan,” ujar dia.

Dalam kompetisi yang diluncurkan sejak 26 Maret lalu di Institut Teknologi Kalimantan, sukses menarik perhatian 753 inovator. Mereka melewati berbagai tahapan seleksi, mulai dari pitching, in-depth interview, dan final interview. Hasilnya, 11 pemenang kategori Implementation bakal mendapatkan pendanaan dengan total Rp 2 miliar, serta 5 pemenang kategori Ideation yang meraih total pendanaan 70 juta rupiah.

Selain pendanaan inovasi, mereka juga akan memperoleh fasilitas mentoring 1-on-1 dengan ekspertis untuk pematangan inovasi, dan market validation. Rangkaian capacity building juga diberikan peserta seperti membahas pembuatan pitch deck yang menarik bagi investor, komersialisasi inovasi hingga cara membangun jejaring untuk pengembangan inovasi berkelanjutan.

Terdapat beberapa indikator penilaian dalam kompetisi ini, antara lain keterkaitan dengan poin-poin sustainable development goals (SDGs), novelty, keberlanjutan, cara kerja dan keamanan prototipe, serta solusi yang ditawarkan terhadap permasalahan atau tantangan di masyarakat maupun industri.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kategori Lomba

Salah satu pemenang kategori Ideation berasal dari Institut Teknologi Kalimantan (ITK), sukses mengembangkan pemanfaatan limbah TKKS sebagai sumber bahan baku untuk baterai ramah lingkungan. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Salah satu pemenang kategori Ideation berasal dari Institut Teknologi Kalimantan (ITK), sukses mengembangkan pemanfaatan limbah TKKS sebagai sumber bahan baku untuk baterai ramah lingkungan. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Salah satu pemenang kategori Ideation berasal dari Institut Teknologi Kalimantan (ITK). Mereka sukses mengembangkan kajian memanfaatkan limbah TKKS sebagai sumber bahan baku untuk baterai ramah lingkungan. Teknologi ini dinamakan Palm Oil Waste Battery (Power), di mana limbah TKKS yang memiliki kandungan karbon tinggi dijadikan pengganti elektroda pada komponen bio-baterai.

Ada juga peserta dari Universitas Pancasila yang mengembangkan kajian pemrosesan maggot BSF menjadi minyak maggot yang kemudian diolah sebagai sumber biodiesel. Sementara dari kategori Implementation, dua inovasi yang menarik perhatian juri adalah inovasi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS).

Sementara itu peserta dari BRIN mengembangkan mesin pirolisis fastpol G.5 untuk mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar dan sudah teruji di laboratorium serta telah diimplementasikan untuk kendaraan.

Sedangkan peserta dari ITS, muncul inovasi pengembangan teknologi Mixed Matrix Membrane (MMM) dengan filler graphene untuk pemurnian pada industri biogas Palm Oil Mill Effluent (POME) sebagai solusi berkelanjutan limbah industri kelapa sawit.

Kompetisi PFsains sejalan dengan sustainable development goals (SDGs) serta target pemerintah untuk mencapai net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat. Informasi selengkapnya mengenai pemenang kompetisi inovasi Teknologi dan Energi PFsains tahun 2024 dapat dilihat melalui laman resmi pertaminafoundation.org dan media sosial Pertamina Foundation.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya