Liputan6.com, Jakarta - Untuk memperkuat pengembangan produk indikasi geografis di Indonesia, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) mengandeng perusahaan platform marketplace atau lokapasar. Pihaknya memberikan beberapa pelatihan, mulai dari branding, pemasaran, hingga manajemen keuangan.
Sub Koordinator Pemeriksaan Indikasi Geografis DJKI, Gunawan, menyampaikan pelatihan tersebut bertujuan untuk mendorong pelaku usaha dan masyarakat perlindungan indikasi geografis agar meningkatkan kemampuan dalam memanfaatkan teknologi.
Ia mencontohkan, salah satu produk indikasi geografis asal Belitung Timur adalah Madu Teran. Produk ini terdaftar pada 15 September 2023 dengan nomor pendaftaran IDG000000134. Pihaknya gencar mempromosikan Madu Teran melalui marketplace.
Advertisement
Baca Juga
“Kami berharap setelah mendapatkan sosialisasi ini, anggota masyarakat perlindungan indikasi geografis Madu Teran Belitong Timur dapat lebih semangat dalam mempromosikan, melakukan branding dengan memanfaatkan marketplace,” ungkap Gunawan, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (28/9/2024).
Ia berpendapat, jika teknologi digital dapat dimanfaatkan sarana promosi penjualan dan membangun jejaring. Sebab, saat ini masyarakat dapat dengan mudah membeli sebuah produk dari lokasi di manapun. Kemudian 87,1% pengguna internet Indonesia merupakan pembeli online.
Hal senada dikatakan, Kepala Kantor Wilayah (Kanwil), Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), Bangka Belitung, Harun Sulianto. Ia mengatakan teknik pemasaran digital menjadi salah satu strategi pemasaran yang semakin populer seiring meningkatnya pengguna internet.
Selain itu, kecanggihan teknologi digital juga membantu masyarakat dalam membeli sebuah produk. Maka para pelaku usaha dituntut berinovasi. Untuk mendukung hal itu, pihaknya juga akan membentuk tim pengawas indikasi geografis.
Nantinya, tim tersebut akan megawasi produk indikasi geografis yang telah terdaftar, termasuk Madu Teran Belitong Timur. Hal ini tentunya agar tidak disalahgunakan pihak lain yang ingin merusak reputasi produk tersebut.
"Saya berharap dengan kegiatan ini, pemasaran dan komersialisasi Madu Teran Belitong Timur semakin meningkat, sehingga punya nilai tambah ekonomis," harap Kepala Kanwil Kemenkumham Babel, Harun Sulianto.
Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertahian dan Ketahanan Pangan, Kabupaten Belitung Timur, Therissia Hati, menjelaskan dalam menjaga produksivitas indikasi geografis, ada tiga hal yang perlu diperhatikan.
Hal itu meliputi, penetapan standar produk indikasi geografis, memberikan pelatihan kepada anggota masyarakat perlindungan indikasi geografis, dan melakukan pengawasan dalam pengelolaan produk indikasi geografis.
"Ini harus terus dilakukan agar reputasi dan karakteristik pada indikasi geografis Madu Teran Belitong Timur tetap terjaga,” pungkas Therissia.