Makna hingga Arti Dalam Setiap Gerakan Tari Saman Khas Aceh

Para penari harus memiliki kemampuan konsentrasi tinggi dan kepekaan terhadap irama serta ritme, agar setiap gerakan dapat dilakukan dengan sempurna

oleh Panji Prayitno diperbarui 02 Nov 2024, 00:00 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2024, 00:00 WIB
Makna Hingga Arti Dalam Setiap Gerakan Tari Saman Khas Aceh
Penari menampilkan tari Ratoeh Jaroe dari Aceh pada pembukaan Asian Games 2018 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (18/8). Tari yang dibawakan secara massal membuat penonton yang hadir riuh bertepuk tangan. (Liputan6.com/ Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Tari Saman merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Gayo Aceh. Tarian ini terkenal karena keunikannya dalam gerakan yang cepat, dinamis, dan serempak, serta diiringi oleh syair-syair yang dilantunkan secara harmonis.

Dirangkum dari berbagai sumber, tarian ini biasanya dilakukan oleh sekelompok penari pria yang duduk berbaris dan bergerak dengan ritme yang sangat terkoordinasi, menciptakan pola gerakan yang menarik dan penuh energi. Gerakan Tari Saman mencerminkan keindahan koordinasi dan kekompakan para penarinya.

Setiap gerakan dilakukan secara serempak dan sinkron, menciptakan pola yang rapi dan harmonis. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kerjasama dan keharmonisan dalam sebuah kelompok.

Para penari harus memiliki kemampuan konsentrasi tinggi dan kepekaan terhadap irama serta ritme, agar setiap gerakan dapat dilakukan dengan sempurna tanpa ada yang tertinggal atau mendahului. Inilah yang membuat Tari Saman berbeda dari tarian tradisional lainnya, di mana kekompakan menjadi kunci utama kesuksesan pertunjukan.

Setiap gerakan tangan, tubuh, dan kepala dalam Tari Saman dilakukan dengan cepat dan tepat, mengikuti irama musik dan syair yang dinyanyikan oleh para penari. Kecepatan gerak dalam tarian ini sering kali memukau penonton, karena para penari harus bergerak dengan tempo yang semakin cepat, namun tetap menjaga keselarasan.

Gerakan seperti tepukan tangan, tepukan dada, hingga gerakan menggoyangkan tubuh dilakukan dengan rapi dan selaras. Kombinasi gerakan ini menciptakan tarian yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga kaya akan makna budaya.

Keunikan lain dari Tari Saman adalah pergantian ritme yang tiba-tiba. Dalam satu pertunjukan, ritme musik dapat berubah dari pelan menjadi sangat cepat dalam sekejap.

Pergantian ritme ini menuntut para penari untuk memiliki stamina dan ketangkasan yang tinggi, karena mereka harus bisa mengikuti tempo yang berubah secara mendadak.

Festival Budaya

Hal ini memberikan tantangan tersendiri bagi para penari dan menambah kesan dramatis pada pertunjukan Tari Saman, sehingga semakin menarik dan menantang untuk dipentaskan.

Tarian ini biasanya diiringi oleh tabuhan gendang dan nyanyian syair berbahasa Gayo yang dilantunkan oleh para penari secara bergantian. Syair-syair tersebut tidak hanya berfungsi sebagai iringan musik, tetapi juga membawa pesan-pesan moral, sosial, dan keagamaan.

Dalam setiap syair, terkandung nasihat atau ajakan untuk berbuat baik, menjaga persatuan, dan hidup dengan saling menghormati. Pesan-pesan ini menjadikan Tari Saman sebagai media komunikasi yang efektif untuk menyampaikan nilai-nilai luhur kepada masyarakat.

Secara historis, Tari Saman digunakan sebagai media dakwah dan penyampaian pesan sosial di tengah masyarakat. Syair yang dilantunkan dalam tarian ini berisi nasihat dan ajakan untuk berbuat baik serta menjaga persatuan.

Karena nilai budayanya yang tinggi, Tari Saman telah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO pada tahun 2011. Pengakuan ini menegaskan pentingnya pelestarian budaya Tari Saman, baik di tingkat nasional maupun internasional, agar generasi mendatang tetap dapat mengenal dan mempraktikkannya.

Kini, Tari Saman tidak hanya dipentaskan pada upacara adat atau acara keagamaan, tetapi juga di berbagai festival budaya, baik di dalam maupun luar negeri. Hal ini menunjukkan bahwa Tari Saman telah menjadi bagian dari identitas budaya Indonesia yang dihormati dan dikagumi oleh masyarakat dunia.

Penulis: Belvana Fasya Saad

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya