Kronologi Penyerangan Posko Warga Penolak Relokasi di Rempang

Ketegangan kembali terjadi di wilayah Rempang, usai terjadi penyerangan yang melibatkan warga penolak relokasi dan pegawai PT MEG, Rabu dini hari (18/12/2024).

oleh Ajang Nurdin diperbarui 18 Des 2024, 16:15 WIB
Diterbitkan 18 Des 2024, 16:15 WIB
Konflik Rempang
Penampakan posko relawan penolak relokasi proyek Rempang Eco City yang dirusak. (Liputan6.com/ Ajang Nurdin)

Liputan6.com, Batam - Ketegangan kembali terjadi di wilayah Rempang, usai terjadi penyerangan yang melibatkan warga penolak relokasi dan pegawai PT MEG, Rabu dini hari (18/12/2024). Dalam peristiwa penyerangan itu, sebanyak 8 warga mengalami luka-luka dan beberapa posko warga penolak relokasi Rempang ikut dirusak.

Ketua Tim Pengamanan PT MEG Angga menyebutkan, kejadian penyerangan berawal saat tiga pegawai PT MEG sedang patroli rutin di sekitar daerah Sembulang. Dalam perjalanan, mereka mendapati sebuah mobil berwarna merah berhenti di pinggir jalan. Saat hendak memberikan pertolongan, mereka tiba-tiba dikepung oleh empat orang tak dikenal yang mengendarai sepeda motor dan membawa parang.

"Kami diteriaki dan diancam. Rekan kami merasa terancam, sehingga mencoba melarikan diri. Namun satu orang dari tim kami tertangkap oleh warga, diikat, dan dikeroyok hingga tak sadarkan diri," kata Angga di Kantor PT MED di Jalan Trans Barelang, Pulau Galang, Rabu (18/12/2024).

Angga juga menyebutkann, korban sempat terkapar dengan kondisi kaki terikat selama empat jam sebelum akhirnya berhasil dibawa ke rumah sakit. Menurutnya, polisi yang hadir di lokasi tak mampu berbuat banyak karena jumlah personel yang minim.

Sementara itu, warga Sembulang Hulu dan Sungai Buluh menilai tindakan yang mereka lakukan merupakan reaksi spontan terhadap provokasi pegawai PT MEG.

Asmah, seorang warga Sungai Buluh mengatakan, pegawai PT MEG sering kali merusak spanduk penolakan relokasi yang dipasang warga.

"Semalam kami menangkap salah satu dari mereka yang lari ke hutan setelah diduga merusak spanduk. Kami amankan di posko sambil menunggu pihak kepolisian datang," ujar Asmah.

Miswadi, warga lainnya, mengungkapkan bahwa setelah pegawai tersebut diamankan, datanglah sekelompok orang bersenjata dari PT MEG dengan mobil, sepeda motor, dan truk. Mereka menyerang posko warga hingga menyebabkan kericuhan.

"Beberapa warga luka-luka akibat serangan mereka, termasuk ada yang terkena panah," tambahnya.

 

 

Kedua Pihak Saling Tuduh

Dalam insiden ini, polisi hadir untuk mengamankan situasi. Namun, kedua belah pihak saling menuduh. Warga menilai kehadiran pegawai PT MEG di wilayah mereka adalah bentuk intimidasi, sementara PT MEG meminta perlindungan hukum karena merasa terancam saat menjalankan tugas.

Hingga berita ini diturunkan, suasana di Rempang masih ada ketegangan. Warga mendesak agar PT MEG segera meninggalkan wilayah mereka.

"Kami ingin PT. MEG keluar dari kampung ini. Selama mereka ada di sini, ketenangan kami selalu terganggu," kata Asmah.

Ia mengaku sudah melakukan rapat warga Melayu Rempang dan Galang dengan kejadian ini yang mengakibatkan 8 warga terluka agar PT MEG Keluar dari Sembulang karena yang membuat warga Melayu Rempang tidak nyaman.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya