Liputan6.com, Lampung - Tim Gegana Satuan Brimob (Satbrimob) Polda Lampung melakukan penyisiran di sejumlah gereja di Bandar Lampung menjelang perayaan malam Natal 2024. Langkah ini diambil untuk mencegah potensi aksi terorisme dan memastikan keamanan umat Kristiani yang akan melaksanakan ibadah.
Pantauan di Gereja Katedral Kristus Raja Tanjung Karang, polisi dari unit Penjinak Bom (Jibom) menyisir setiap sudut gereja menggunakan metal detector dan mains detector. Alat tersebut digunakan untuk mendeteksi keberadaan benda-benda berbahaya.
Advertisement
Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Umi Fadillah Astutik, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan upaya preventif agar umat Kristiani dapat menjalankan ibadah dengan nyaman.
Advertisement
“Kami bersama jajaran melakukan pengecekan di gereja-gereja yang akan melaksanakan malam Natal. Tim Brimob dilengkapi dengan metal detector dan mains detector untuk memastikan tidak ada ancaman,” kata Kombes Pol Umi pada Selasa (24/12/2024).
Ia menambahkan bahwa penyisiran ini rutin dilakukan setiap tahun menjelang perayaan Natal.
"Pengecekan dilakukan baik saat persiapan maupun ketika umat Kristiani sedang beribadah," imbuhnya.
Untuk pengamanan malam Natal 2024, Polda Lampung menyiagakan 334 personel yang disebar di 62 gereja di Bandar Lampung. Kehadiran polisi diharapkan dapat memberikan rasa aman dan tenteram bagi masyarakat yang merayakan Natal.
Kesiapan Gereja Katedral Kristus Raja Tanjung Karang
Sementara itu, Gereja Katedral Kristus Raja Tanjung Karang telah mempersiapkan sesuatu yang unik. Selain menyiapkan ribuan kursi bagi umat yang ingin mengikuti misa Natal, gereja ini juga menghadirkan pohon Natal ramah lingkungan yang terbuat dari botol bekas.
"Kami menyediakan 1.300 kursi untuk umat yang ingin merayakan Natal bersama di gereja ini," kata Kepala Rumah Tangga Katedral Kristus Raja, Yopi Wiguna, Selasa (24/12/2024).
Yang menarik perhatian tahun ini adalah pohon Natal setinggi 3,5 meter yang dibuat dari 1.200 botol bekas. Botol-botol ini dikumpulkan dari warga sekitar, mencerminkan semangat gotong royong dan cinta lingkungan.
“Kami ingin memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi. Tahun lalu, kami membuat pohon Natal dari sandal jepit bekas. Tahun ini, kami memilih botol bekas sebagai bahan utamanya,” jelas Yopi.
Pengerjaan pohon Natal unik ini memakan waktu sekitar 10 hari. Yopi menambahkan bahwa proyek ini melibatkan para pemuda Katolik yang tergabung dalam kelompok UMK (Unit Mahasiswa Katolik).
Mereka bertanggung jawab untuk merakit dan menyelesaikan pohon Natal yang kini sudah memasuki tahap akhir pengerjaan.
Dengan semangat kreativitas dan keberlanjutan, Gereja Katedral Kristus Raja Tanjung Karang tidak hanya mempersiapkan Natal sebagai momen spiritual, tetapi juga sebagai ajang untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan.
Advertisement