Kata Bupati Arief Rohman Soal Blora Dinilai Kurang Menghargai Pramoedya Ananta Toer

Pramoedya Ananta Toer merupakan sastrawan besar Indonesia yang lahir di Blora.

oleh Ahmad Adirin diperbarui 28 Jan 2025, 19:09 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2025, 18:31 WIB
Arief Rohman
Bupati Blora Arief Rohman kembali maju dalam kontestasi Pilkada Blora 2024. (Liputan6.com/ Ahmad Adirin)... Selengkapnya

Liputan6.com, Blora - Maestro sastra kelahiran Kabupaten Blora, Jawa Tengah, itu bernama Pramoedya Ananta Toer alias Pram. Karyanya ada di mana-mana dan beredar hingga penjuru dunia. Termasuk, seperti di negara Jepang dan Belanda bahkan karya Pram dijadikan bacaan wajib.

Merespons hal itu, Bupati Blora Arief Rohman mengaku bahwa dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran tentang pentingnya karya-karya Pram sebagai bagian dari warisan sastra Indonesia mulai tumbuh.

"Di Blora sendiri, sejumlah kegiatan budaya yang mencoba merayakan karya-karya Pram, seperti Festival Cerita Dari Blora dan diskusi tentang bukunya. Bahkan, rumah masa kecil Pram di Blora dijadikan tempat wisata sastra untuk mengenang perjalanan hidupnya," ujar Gus Arief, sapaan akrabnya kepada Liputan6.com, Selasa (28/1/2025).

Dibeberkan Gus Arief, dalam memperingati hari buku nasional 2024, Kemendikbudristek memasukkan sastra dalam kurikulum merdeka dengan nama program "Sastra Masuk Kurikulum".

Menurutnya dari 177 daftar buku sastra yang direkomendasikan Kemendikbudristek untuk dibaca, salah satu novel karya Pramoedya Ananta Toer berjudul "Bumi Manusia" masuk dalam deretan tersebut.

"Selain itu ada pula buku Komponis Kecil karya Soesilo Toer, adiknya," bebernya

Gus Arief menambahkan, bahwa alasan di balik rekomendasi ini adalah untuk membantu siswa memahami sejarah kebangsaan Indonesia, khususnya pengalaman menjadi orang Indonesia pada masa kolonial Belanda dan dampak kolonialisme terhadap pemikiran masyarakat pra-kemerdekaan.

"Karya-karya Pramoedya dianggap penting karena mengajak pembaca berpikir kritis dan percaya diri sebagai bangsa," katanya.

Lebih lanjut, Gus Arief menjelaskan, bahwa dengan memasukkan karya-karya Pramoedya ke dalam kurikulum, diharapkan siswa dapat lebih memahami sejarah dan budaya Indonesia.

"Serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis melalui sastra," katanya.

Blora Kurang Menghargai Pram?

Gus Arief juga merespons soal Pemkab Blora yang dianggap kurang menghargai Pram sebagai sastrawan besar putera daerah. 

"Sebetulnya, Pemerintah Kabupaten Blora telah mengambil berbagai langkah apresiatif pada Pramoedya Ananta Toer sebagai putra daerah yang berprestasi," katanya.

Bupati alumni santri Ponpes Khozinatul Ulum Blora ini kemudian menyebutkan langka apresiatif tersebut. Salah satunya adalah menginisiasi pemancangan jalan Pramoedya Ananta Toer.

"Peresmian jalan ini rencananya bertepatan dengan peringatan satu abad kelahiran Pramoedya pada Februari 2025 nanti," ujarnya.

Selain itu, lanjut Gus Arief, rumah masa kecil Pramoedya di Blora telah dijadikan sebagai Rumah Sastra Blora.

Menurutnya, inisiatif ini bertujuan untuk menjadikan rumah tersebut sebagai pusat kegiatan sastra, tempat belajar, dan menulis bagi masyarakat Blora, Indonesia, dan bahkan pengunjung dari luar negeri.

"Pada tahun 2018, Pemerintah Kabupaten Blora melalui Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Dinporabudpar) juga menggagas rumah kelahiran Pramoedya sebagai destinasi wisata sastra," terangnya.

Dipaparkan Gus Arief, langkah ini termasuk dalam program Indonesiana 2018 bertajuk Cerita dari Blora di rumah masa kecil sastrawan Pramoedya Ananta Toer, yang didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

"Beberapa waktu lalu, dalam rangka peringatan hari ulang tahun Sastrawan Indonesia Pramoedya Ananta Toer ke-98 juga digelar bakti lingkungan bersama antara DLH Blora, Tim Saber Sampah dan juga dari Lembaga Konservasi Lingkungan untuk melakukan giat kerja bakti bersama menata lingkungan agar bersih dan indah," paparnya.

Lebih lanjut, Gus Arief juga menyampaikan bahwa untuk memperingati seratus tahun kelahiran Pramoedya nanti, akan diselenggarakan festival di Blora pada 6 hingga 8 Februari 2025.

Adapun rangkaian acara tersebut meliputi pemancangan dan peresmian nama jalan Pramoedya Ananta Toer, memorial lecture, diskusi, pameran, pemutaran film, pementasan teater, dan konser musik yang menghadirkan sejumlah tokoh nasional dan internasional.

"Melalui berbagai program dan inisiatif ini, Pemerintah Kabupaten Blora menunjukkan komitmen nyata dalam menghargai dan melestarikan warisan Pramoedya Ananta Toer sebagai sastrawan besar Indonesia yang berasal dari Blora," kata Gus Arief.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya