Rosan Roeslani: Dari CEO BPI Danantara Hingga Diplomat, Jejak Karier Mentereng Pengusaha Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Rosan Perkasa Roeslani, lahir 31 Desember 1968, adalah sosok pengusaha, diplomat, dan politikus Indonesia yang namanya semakin dikenal luas. Kiprahnya yang gemilang menjangkau berbagai sektor, dari dunia bisnis hingga politik internasional.

Ia berhasil membangun kerajaan bisnisnya, memimpin lembaga negara, dan bahkan berkiprah di dunia diplomasi internasional. Perjalanan kariernya yang dinamis dan penuh prestasi ini layak untuk ditelusuri lebih lanjut.

Setelah mendirikan Recapital Advisors pada 1997 yang berkembang menjadi Recapital Group, sebuah perusahaan investasi besar, Rosan ditunjuk sebagai CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara pada Februari 2025. Posisi ini memberikannya tanggung jawab besar dalam mengelola aset BUMN senilai Rp 15.000 triliun.

Sebelum mencapai puncak kariernya di dunia bisnis ini, Rosan telah malang melintang di dunia politik dan diplomasi. Pengalamannya yang luar biasa ini telah membentuknya menjadi sosok pemimpin yang berpengaruh dan memiliki jaringan luas.

Rosan pernah menjabat sebagai Menteri Investasi dari Agustus hingga Oktober 2024, sebelum akhirnya diangkat menjadi Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM setelah perombakan kabinet. Sebelum itu, ia juga pernah menjadi Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat (2021-2023) dan Wakil Menteri BUMN (2023).

Pengalamannya sebagai perwakilan negara di Amerika Serikat menunjukkan kapasitasnya dalam berdiplomasi dan menjalin hubungan internasional. Jejak kariernya yang cemerlang ini menjadi bukti nyata kemampuannya dalam memimpin dan mengelola berbagai bidang yang berbeda.

Sebelum terjun ke dunia politik dan pemerintahan, Rosan telah membuktikan kemampuannya sebagai pengusaha ulung. Ia mendirikan dan memimpin Recapital Group, sebuah perusahaan investasi yang sukses di berbagai sektor.

Keberhasilannya dalam membangun dan mengembangkan perusahaan ini menjadi bukti nyata kemampuannya dalam manajemen dan kepemimpinan bisnis. Selain itu, ia juga aktif dalam berbagai organisasi bisnis dan ekonomi.

Rosan pernah menjabat sebagai Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) (2015-2021), Ketua Satgas Omnibus Law (2019), dan Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin (2018-2019). Ia juga memimpin Tim Kampanye Nasional Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming (2023-2024).

Pengalamannya dalam memimpin organisasi-organisasi besar ini menunjukkan kemampuannya dalam mengelola tim, mengarahkan strategi, dan mencapai tujuan bersama. Kiprahnya dalam berbagai organisasi ini membuktikan komitmennya dalam pembangunan ekonomi Indonesia.

Rosan juga ditugaskan untuk mendirikan Gerakan Solidaritas Nasional (GSN), sebuah inisiatif yang menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat dan bangsa. Komitmennya terhadap pembangunan nasional terlihat dari berbagai peran yang ia emban, baik di sektor publik maupun swasta. Prestasi dan dedikasinya telah membawanya pada berbagai penghargaan, termasuk Commander in the Order of Leopold of Belgium pada tahun 2017.

Rosan memiliki latar belakang pendidikan yang mumpuni. Ia lulus dari Oklahoma State University, Amerika Serikat pada tahun 1992, dan meraih gelar master di bidang administrasi bisnis dari Antwerpen European University, Belgia pada tahun 1995. Pendidikannya yang berkualitas ini menjadi bekal penting dalam perjalanan kariernya yang cemerlang.

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) pada November 2024, total kekayaan Rosan mencapai Rp864,6 miliar. Angka ini mencerminkan kesuksesannya dalam dunia bisnis dan kepemimpinannya yang handal. 

Secara keseluruhan, Rosan Roeslani merupakan figur penting di Indonesia dengan pengalaman luas di dunia bisnis, politik, dan diplomasi. Ia dikenal sebagai sosok berpengaruh dan memiliki jaringan luas baik di dalam maupun luar negeri. Perjalanan kariernya yang inspiratif ini menjadi contoh nyata bagi generasi muda Indonesia untuk terus berjuang dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa.

Disclaimer: Artikel ini dibuat menggunakan teknologi AI.