Liputan6.com, Yogyakarta - Kasus urine berdarah atau hematuria akibat konsumsi jengkol telah dilaporkan dalam beberapa studi medis. Kondisi ini terjadi ketika kristal asam jengkolat membentuk batu kecil di saluran kemih, menyebabkan iritasi dan perdarahan.
Mengutip dari International Medical Case Reports Journal, jengkol mengandung asam jengkolat (djenkolic acid), senyawa yang sulit larut dalam air. Ketika dikonsumsi berlebihan, asam ini dapat membentuk kristal tajam di ginjal atau saluran kemih.
Kristal tersebut melukai dinding ureter, saluran yang menghubungkan ginjal ke kandung kemih sehingga darah ikut terbawa urine. Gejala hematuria akibat jengkol dapat dikenali dari perubahan warna urine menjadi merah, merah muda, atau kecokelatan.
Advertisement
Baca Juga
Ditambah rasa nyeri atau panas saat buang air kecil. Dalam kasus berat, kristal dapat memicu obstruksi saluran kemih yang berpotensi menyebabkan infeksi atau kerusakan ginjal.
Tidak semua konsumen jengkol mengalami hematuria, namun risiko meningkat pada individu dengan kondisi tertentu. Kelompok paling rentan mencakup orang dengan riwayat gangguan ginjal atau saluran kemih, mereka yang kurang minum air setelah mengonsumsi jengkol, serta penggemar jengkol dalam porsi besar atau frekuensi sering.
Faktor metabolisme tubuh juga berpengaruh. Individu dengan proses metabolisme asam jengkolat yang lambat lebih berisiko.
Anak-anak dan lansia termasuk kelompok rentan karena fungsi ginjal mereka yang belum sempurna atau sudah menurun. Pencegahan hematuria dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan.
Pembatasan porsi konsumsi menjadi 5-10 biji sekali makan efektif mengurangi penumpukan asam jengkolat. Asupan air putih 2-3 liter per hari setelah makan jengkol membantu melarutkan kristal dan melancarkan pembuangan melalui urine.
Proses pengolahan yang tepat seperti perendaman dan perebusan sebelum konsumsi terbukti menurunkan kadar asam jengkolat, termasuk metode tradisional menggunakan air garam. Jika urine berdarah muncul setelah makan jengkol, langkah pertama adalah meningkatkan asupan air putih untuk membantu mengeluarkan kristal.
Kompres hangat di area pinggang dapat mengurangi nyeri. Jika gejala berlanjut lebih dari 24 jam atau disertai demam dan mual, pasien perlu segera berkonsultasi ke dokter untuk pemeriksaan urine dan ginjal.
Penulis: Ade Yofi Faidzun