Liputan6.com, Denpasar - Hari Bumi yang jatuh pada 22 April lalu dimanfaatkan sebagai momentum pengingat oleh para kaum Gila Selingkuh (giat lestarikan alam selamatkan lingkungan hidup). Para pelaku gila selingkuh yang berdiri dari masyarakat Tukad (sungai) Bindu itu selalu konsisten dengan cara mereka menjaga dan melestarikan lingkungan khusuanya di sekitar mereka.Â
Kepada Liputan6.com, I Gusti Rai Ari Temaja atau yang akrab disapa Gung Nik bercerita tentang kegiatan memperingati hari bumi di lingkungan Tukad Bindu (pernah ditulis pada artikel sebelumnya). Meski tak hanya pada hari bumi saja para gila selingkuh itu menanam pohon, membersihkan sungai dan memilah sampah daur ulang. Gung Nik menyatakan bahwa Hari Bumi dijadikan momentum pengingat dan perayaan mereka untuk tidak melupakan merawat bumi. "Momentum eling dan bakti untuk wajib selalu beryukur dan berbakti atas berkahnya planet bumi terhadap kehidupan manusia yang wajib kita jaga dan letarikan," kata dia di Denpasar, Kamis (24/6/2025).
Advertisement
Baca Juga
Â
Konsisten Rawat Lingkungan
Gung Nik membeberkan mengapa harus selalu eling dan bakti kepada bumi. Alasannya, situasi dan kondisi banyaknya perubahan iklim dan adanya kekurangan penyerapan di masyarakat yang perlu di eling dan bakti lagi untuk tidak merubah ruang-ruang hijau menjadi suatu ruang yang merusak lingkungan khususnya di lingkungan Tukad Bindu.
Peringatan hari bumi mereka tandai dengan menanam puluhan bibit tanaman dan bersih-bersih area Tukad Bindu. Menurut Gung Nik, tujuan para gila selingkuh pada momentum hari bumi sebagai refleksi mereka. Salah satu alasan untuk terus aktif saling mengingatkan dan mengedukasi masyarakat tidak hanya warga Tukad Bindu tapi semua masyarakat luas.
"Kita lakukan hal positif, tanam pepohonan, aksi bersih bersih dan selanjutnya mengurangi bahan plastik. Kita selalu sadar akan pemakaian barang2 ramah lingkungan, ini kita tidak kita lakukan pada hari bumi saja, tapi hari bumi hanya kita jadikan momentum untuk penyadaran seluruh umat manusia," ungkap Gung Nik.
Alasan Gila Selingkuh terbentuk lantaran mereka sadar bahwa di bumi harus sadar dan bijak dalam menjaga dan melestarikannya. "Apa yang kita lakukan saat ini akan dimanfaatkan generasi mendatang. Menjaga bumi adalah keharusan dimulai dengan menjaga lingkungan sekitar," ucapnya.
Warganya juga konsisten melakukan daur ulang sampah menjadi barang dengan nilai ekonomi tinggi. Tukad Bindu berada di Jalan Turi, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, Bali.
Advertisement
Sungai Bersih
Untuk diketahui gila selingkuh adalah sebutan bagi warga atau pegiat lingkungan di Tukad Bindu yang berada di Desa Kesiman Denpasar, Bali. Dengan bantuan Bank Dunia melalui program PNPM Tukad Bindu menjadi salah satu sungai bersih di Bali.
Tukad Bindu yang awalnya penuh sampah menjadi sungai bersih dan menjadi tujuan wisata baru masyarakat Denpasar dan Bali secara luas. Tak hanya mengelola sungai kotor menjadi bersih, kawasan Tukad Bindu juga dirubah menjadi kawasan ramah lingkungan. Sejak 2013 tak hanya Tukad Bindu, tetapi kawasan yang tertata rapi dan bersih.
