Liputan6.com, Jakarta - Hari Bumi Sedunia diperingati setiap tanggal 22 April. Peringatan Hari Bumi Sedunia bukan sekadar seremonial belaka yang diadakan setiap setahun sekali, lebih dari itu harus menjadi semangat menjaga bumi dengan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Menilik sejarahnya, Hari Bumi pertama kali diperingati di Amerika Serikat pada 1970. Peringatan untuk mengapresiasi pencapaian gerakan pelestarian lingkungan ini diinisiasi oleh Senator Gaylord Nelson dari Wisconsin. Peringatan ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang pentingnya menjaga sumber daya alam.
Seiring berjalannya waktu, peringatan Hari Bumi meluas ke berbagai negara yang pada akhirnya disebut Hari Bumi Sedunia. Sejak saat itu, menjaga dan merawat bumi tidak hanya dilakukan masyarakat Amerika, tapi juga masyarakat-masyarakat di seluruh dunia harus lebih peduli terhadap bumi.
Advertisement
Baca Juga
Bentuk aksi nyata menjaga bumi adalah menanam pohon dan melestarikan alam. Pohon memiliki banyak manfaat untuk kehidupan, terutama sebagai penghasil oksigen. Adapun melestarikan alam dapat meminimalisir terjadinya bencana di sekitar kita.
Menanam pohon dan melestarikan alam merupakan bagian dari ajaran Islam. Allah SWT telah memerintahkan para makhluk-Nya untuk merawat bumi yang ditinggalinya. Simak penjelasan lengkap terkait ini di halaman berikutnya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Hadis Anjuran Menanam Pohon dan Merawat Bumi
Ada hadis yang diriwayatkan Imam Muslim tentang anjuran mencintai dan merawat bumi dengan cara melakukan penanaman pohon atau tumbuh-tumbuhan. Berikut terjemahan hadisnya.
“Dari Anas bin Malik ra (ia berkata), Rasulullah SAW bersabda, 'Tak seorang pun muslim yang menanam pohon atau menabur benih tanaman, lalu (setelah ia tumbuh) dimakan oleh burung, manusia, atau hewan lainnya, kecuali akan menjadi sedekah baginya'.” (HR. Bukhari).
Dosen Ilmu Hadis Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Niki Alma Febriana Fauzi, anjuran menanam pohon dan tumbuhan tidak hanya memberikan maslahat untuk duniawi, tapi juga ukhrawi. Mengutip pendapat Al-’Utsaimin dalam kitab Syarh Riyadh al-Shalihin, Alma mengatakan bahwa seorang muslim yang menanam pohon sama artinya menambah pahala.
“Apabila seseorang menanam pohon atau tumbuhan, baik ia niati atau tidak, lalu ada hewan (apapun itu) yang memakan hasil dari tanaman tersebut meskipun satu biji saja, maka orang tersebut akan diganjar pahala sedekah oleh Allah swt,” ungkapnya dikutip dari laman Muhammadiyah.or.id, Kamis (24/4/2025).
Advertisement
Pahala yang Terus Mengalir
Alma kemudian mengutip pendapat Imam Nawawi bahwa pahala menanam pohon akan terus mengalir sampai hari kiamat jika masih bermanfaat bagi umat manusia dan makhluk Allah yang lain. Hal ini dikuatkan oleh hadis Nabi yang lain, yang menerangkan tujuh perkara yang pahalanya akan terus mengalir meskipun orang yang berbuat telah meninggal dunia.
“Dari Anas (ia berkata), Rasulullah SAW bersabda, ‘Tujuh perkara yang pahalanya akan terus mengalir bagi seorang hamba sesudah ia mati dan berada dalam kuburnya. (Tujuh itu adalah) orang yang mengajarkan ilmu, mengalirkan air, menggali sumur, menanam pohon kurma, membangun masjid, mewariskan mushaf atau meninggalkan anak yang memohonkan ampunan untuknya sesudah ia mati’.” (HR. Al-Baihaqi).
Sebaliknya, orang yang menebang pohon yang menjadi sumber kemanfaatan bagi manusia maupun makhluk lainnya, diancam oleh Allah SWT dengan api neraka. Ini sebagaimana yang diterangkan dalam hadis berikut.
“Dari ‘Abdullah bin Hubsyi (ia berkata), Rasulullah SAW bersabda, ‘Barangsiapa yang menebang pohon sidrah (sejenis bidara), maka Allah akan mengarahkan kepalanya ke neraka’.” (HR. Ahmad).
“Nabi mengajarkan kita untuk mengasah kepekaan, yaitu dengan menanamkan keyakinan pada jiwa bahwa bumi ini merupakan makhluk Allah yang hidup, sehingga ia bisa merasakan apa yang diperlakukan manusia-manusianya. Mudah-mudahan kita termasuk manusia yang mencintai dan merawat bumi yang kita tinggali ini,” pungkasnya.
Wallahu a’lam.
