Liputan6.com, Jakarta PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) mencatatkan laba bersih naik 10,5% menjadi Rp 14,2 triliun pada 2013.
Kenaikan laba ini juga diikuti kenaikan pendapatan perusahaan pelat merah ini. Perseroan mampu mencatatkan pendapatan naik 7,5% menjadi Rp 83 triliun sepanjang 2013.
Baca Juga
Mengutip dari keterangan yang diterbitkan, Kamis (6/3/2013) malam, perolehan pendapatan itu ditopang dari kinerja anak perusahaan Telkomsel naik 10,1%.
Advertisement
Pendapatan Telkomsel mencapai Rp 10,5 triliun yang berasal dari layanan data naik 35,6% pada 2013. Lalu total layanan mobile data dan pendapatan fixed broadband melesat 25,6% menjadi Rp 15,1 triliun pada 2013.
Selama 2013, Telkomsel mencatat pertambahan pelanggan menjadi 131,5 juta pelanggan. Dari jumlah itu, pengguna layanan mobile data naik 10,8% menjadi 60,5 juta pengguna. Sedangkan pengguna layanan fixed broadband naik 28,7% menjadi 3 juta pelanggan.
Lalu ebitda (earning berfore interest, tax, and amoritization) naik menjadi Rp 41, 8 riliun atau tumbuh 5,1%. Laba bersih per saham dasar dan dilusi pun naik menjadi 147,42 pada 2013 dibandingkan 2012 senilai 133,84.
Dalam keterangannya, pendapatan perseroan masih didominasi oleh voice bisnis seluler yang berkontribusi 38,7% terhadap total pendapatan perusahaan. Sedangkan data, internet, dan layanan IT berada di nomor dua berkontribusi sebesar 38,2%.
Lalu kontribusi lainnya ditopang dari pendapatan voice jaringan tetap sebesar 11,7%. Selanjutnya kontribusi pendapatan lain dari interkoneksi naik 11,4%.
Perseroan mencatat kontribusi data, internet, dan layanan IT meningkat 14,8% dibanding tahun sebelumnya. Sisi lain pendapatan voice selular naik 4,6%.
"Layanan data, khususnya mobile data merupakan pendorong pertumbuhan grup Telkom pada 2013 dengan pertumbuhan sebesar 35,6% dibandingkan tahun sebelumnya," ujar Arief Yahya, Direktur Utama Telkom.
Ia pun mengharapkan, pihaknya dapat memperkuat bisnis utama yaitu mobile broadband dan meningkatkan platform dan bisnis digital.
Sejumlah beban pun mengalami kenaikan. Beban operasional dan pemeliharaan menjadi kontributor utama sebesar 35,1% dari total beban usaha. Saat ini biaya operasional dan pemeliharaan naik 15,1% menjadi Rp 19,3 triliun.