Liputan6.com, Jakarta - Pencalonan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) membawa kabar gembira bagi bursa saham di Indonesia. Perdagangan saham seperti mendapat angin segar dengan membanjirnya aliran dana asing yang masuk sehingga indeks saham bergerak reli.
Presiden Direktur PT Syailendra Capital Jos Parengkuan menuturkan, Jokowi merupakan sosok yang tengah populer saat ini. Hal itu dilihat dari hasil poling sebelumnya hampir 30% suara memiliki Jokowi sebagai kandidat Presiden 2014.
Selain itu, kabar pencalonan Jokowi ini juga mendorong dana asing masuk ke pasar modal Indonesia.
"Sejak Jokowi diumumkan menjadi capres telah terjadi inflow sebesar Rp 4,3 triliun dalam tiga hari terakhir perdagangan bursa. Dari awal tahun hingga 18 Maret 2014 sudah terjadi inflow dana investor asing Rp 16 triliun," ujar Jos.
Padahal, tambah Jos, selama tujuh bulan terakhir pada 2013 terjadi outflow dana asing sebesar Rp 48 triliun sejak ada rencana pengurangan dana stimulus moneter (tapering) dan memburuknya data makro ekonomi dalam negeri.
Advertisement
Jos menyebutkan, reli panjang IHSG juga terjadi hingga 2-2,5 tahun berdasarkan pengalaman dua pemilu terakhir. Dana asing yang masuk sebesar 9% dari total kapitalisasi pasar saham pada 2004 dan 4,7% dari total kapitalisasi pasar saham pada 2009. Sedangkan total kapitalisasi pasar saham per 18 Maret menembus Rp 4.875 triliun.
"Jika menggunakan asumsi inflow dana asing konservatif sebesar 2% saja di 2014, akan terjadi inflow terhadap IHSG sekitar Rp 84 triliun atau tambahan inflow Rp 68 triliun sampai akhir tahun ini," tandas Jos.
Direktur Bareksa.com, Karaniya Dharmasaputra mengungkapkan, faktor politik sangat berkaitan erat dengan pasar saham. Hal itu karena investor melihat stabilitas politik di sebuah negara untuk menanamkan uangnya.
"Siapapun Presiden yang terpilih, apakah Jokowi atau bukan, diharapkan indeks sering-sering naik," kata dia saat acara Efek Pemilu 2014 dan Piala Dunia pada Pasar Modal dan Perekonomian Indonesia, Jakarta, Rabu (19/3/2014).
Ketua Umum Asosiasi Dana Pensium Indonesia, Gatut Subadio menambahkan, pelaku pasar mendapatkan kejutan dari fundamental ekonomi dengan membaiknya pasar dan mulai masuknya dana asing pada Januari-Februari 2014. Hal ini jadi sentimen positif untuk Indonesia
"Investor pasti akan bertanya risiko pasar, risiko negara dan risiko kredit ketika mau menanamkan modalnya. Jadi siapapun pemimpin barunya nanti harus menganut keseimbangan antara pasar riil dan pasar modal. Ini akan memberikan timbal balik kepada investor atau nasabah," tutur Gatot.