Rugi Garuda Indonesia Membengkak di Kuartal III

PT Garuda Indonesia Tbk mencatat rugi naik signifikan menjadi US$ 204,65 juta hingga kuartal III 2014.

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Nov 2014, 17:30 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2014, 17:30 WIB
Pesawat Garuda Indonesia
(Liputan6.com/Fahrizal Lubis)

Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan beban operasional sepertinya telah menekan kinerja PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) sepanjang sembilan bulan 2014. Lihat saja, perusahaan penerbangan pelat merah ini harus menelan kerugian yang bertambah besar.

Rugi perseroan tercatat naik 528 persen menjadi US$ 204,65 juta hingga kuartal III 2014 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 32,58 juta.
Meski demikian, pendapatan usaha perseroan naik tipis 4,26 persen menjadi US$ 2,8 miliar pada kuartal III 2014 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 2,68 miliar. Kinerja cukup tertekan ini dipicu dari beban usaha operasional penerbangan naik 17,41 persen menjadi US$ 1,87 miliar.

Direktur Keuangan PT Garuda Indonesia Tbk, Handrito menuturkan, kuartal III sudah jauh menurun kerugiannya dengan bulan September untung US$ 22,1 juta. Meski demikian, pihaknya mengharapkan kinerja kuartal IV 2014 akan membaik. "Dengan ada harga minyak turun dan ada penambahan pendapatan dari Haji sehingga kuartal iV membaik," ujar Handrito saat dihubungi Liputan6.com.

Total beban usaha naik menjadi US$ 3,05 miliar hingga kuartal III 2014 dari periode sama tahun sebelumnya US$ 2,69 miliar. Sehingga akhirnya perusahaan mencatatkan rugi usaha menjadi US$ 1,96 juta. Demikian mengutip dari keterangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (13/11/2014)

Untuk pos liabilitas, perseroan mencatatkan liabilitas jangka pendek sebesar US$ 1,03 miliar pada 30 September 2014 dari periode 31 Desember 2013 sebesar US$ 983,89 juta. Liabilitas jangka panjang naik menjadi US$ 1,08 miliar pada 30 September 2014 dari periode 31 Desember 2013 sebesar US$ 852,74 juta. Perseroan mengantongi kas sebesar US$ 393,21 juta pada 30 September 2014.

Pada perdagangan saham hari ini, saham GIAA turun 4,81 persen menjadi Rp 475 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 855 kali dengan nilai transaksi harian saham Rp 2,8 miliar.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya