Produsen Pakan Ternak Ini Bakal Naikkan Harga Jual

Pada 2014, Japfa mencatatkan laba kotor sebesar Rp 3,4 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 385 miliar.

oleh Septian Deny diperbarui 14 Apr 2015, 17:54 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2015, 17:54 WIB
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JFVA)

Liputan6.com, Jakarta - PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JFVA), perusahaan yang bergerak di sektor pakan ternak dan perunggasan, berencana untuk menaikan harga jual produknya menyusul belum menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Direktur Japfa Comfeed Indonesia, Bambang Budihendarso mengatakan, kenaikan ini akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kondisi perekonomian dan harga bahan baku.

"Sekarang terpaksa mungkin secara bertahap, apalagi kalau harganya sudah baik, kami ingin naikan harga. Kalau bahasa Jawanya tepa selira," ujarnya dalam konferensi pers di Hotel Harris, Jakarta, Selasa (14/4/2015).

Dia mencontohkan, untuk produk pakan ternak, perseroan berencana untuk menaikan harga jual kurang lebih 6 persen. Namun dalam waktu dekat perseroan hanya akan menaikan setengahnya dahulu.

"Kenaikanya bertahap, paling tidak banyak. Kalau makanan ternak misalnya, paling 3 persen. Tapi harapannya 6 persen untuk me-replace penguatan dolar AS. Sekarang tetap baru bisa 3 persen sebagai toleransi terhadap situasi peternakan yang masih susah," kata dia.

Pada tahun lalu, Japfa mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 24,5 triliun, dimana produk pakan ternak menempati porsi paling besar yaitu sebesar 50 persen, disusul sektor peternakan dan produk konsumen sebesar 27 persen, anak ayam umur sehari atau day old chiken (DOC) sebesar 8 persen, produk budidaya perairan 6 persen serta peternakan sapi dan perdagangan lain masing-masing sebesar 8 persen.

Pada 2014, perseroan juga mencatatkan laba kotor sebesar Rp 3,4 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 385 miliar, atau turun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 641 miliar. Sedangkan jumlah aset perseroan terus mengalami peningkatan dari Rp 14,9 triliun pada 2013 menjadi Rp 15,7 triliun pada 2014. (Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya