Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno memastikan pemerintah akan membeli kembali saham perusahaan BUMN yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) berdampak positif terhadap saham-saham BUMN pada perdagangan saham Selasa pekan ini.
Berdasarkan data RTI, saham-saham perbankan BUMN mencatatkan keuntungan dan sebagai penggerak indeks saham. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 5,19 persen menjadi Rp 9.625 per saham, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menguat 3,98 persen ke level Rp 8.500 per saham, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mendaki 2,88 persen ke level Rp 11.625 per saham, dan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk menguat 5,94 persen ke level Rp 4.370 per saham.
Sementara itu, saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk naik 2,63 persen ke level Rp 2.730 per saham. Saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mendaki 3,47 persen ke level Rp 7.475 per saham, saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) menguat 2,08 persen ke level Rp 2.940 per saham. Diikuti penguatan saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mendaki 3,48 persen ke level Rp 1.785 per saham.
Advertisement
IHSG anjlok 3,97 persen ke level 4.163,73 pada perdagangan saham Senin 24 Agustus 2015. Secara year to date, kinerja IHSG telah susut 20,34 persen. Kinerja IHSG susut itu didorong dari pelemahan sejumlah saham-saham berkapitalisasi besar termasuk BUMN.
Di tengah kondisi IHSG masih fluktuaktif, Analis PT MNC Securities Sharlita Malik merekomendasikan saham-saham perbankan terutama BUMN bank untuk dicermati pelaku pasar. Saham-saham itu antara lain BBRI, BMRI,BBTN, dan salah satunya PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Ia mengatakan, kondisi IHSG anjlok membuat saham-saham di sektor bank jadi pilihan terutama saham bank BUMN dan BCA. Selain itu, emiten memiliki pendapatan dolar Amerika Serikat (AS) juga menjadi pilihan. "Saham-saham itu memiliki fundamental baik, dan juga sebagai penggerak IHSG," kata Sharlita saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (25/8/2015).
Selain itu, ia juga merekomendasikan agar menghindari saham-saham pertambangan dan perkebunan. Hal itu mengingat harga komoditas sedang tertekan.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, memastikan bahwa pemerintah akan membeli kembali saham (buyback) perusahaan-perusahaan BUMN yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Untuk aksi tersebut, pemerintah telah menyiapkan anggaran Rp 10 triliun.
Rini menjelaskan, aksi buyback tersebut akan mulai dilaksanakan pada Selasa, 25 Agustus 2015. Dana tersebut akan digunakan untuk membeli saham BUMNÂ yang mempunyai kapitalisasi besar.
"Pembeliannya kami dasarkan di sekitar itu, 13 perusahaan besar," ujar Rini.
Berdasarkan data BUMN, terdapat 20 perusahaan yang melantai di BEI sampai dengan akhir 2014. Â Beberapa perusahaan yang melantai di bursa adalah PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Tabungan Negara Tbk, PT Garuda Indonesia Tbk, PT Semen Indonesia Tbk, PT Krakatau Steel Tbk, PT Waskita karya Tbk, PT Perusahaan Gas Negara Tbk, dan beberapa lainnya.Â
Dalam memilih saham-saham yang akan dibeli kembali, Kementerian BUMN akan memberikan prioritas kepada saham-saham yang mengalami penurunan yang cukup dalam. (Ilh/Ahm)
Â
Â
Â
Â