BEI Pastikan Teror Thamrin Tak Berdampak Panjang pada Pasar Saham

Pada periode 11 hingga 15 Januari 2016, IHSG hanya terkoreksi 0,49 persen ke posisi 4.523,976 dibandingkan penutupan di pekan sebelumnya.

oleh Septian Deny diperbarui 18 Jan 2016, 17:01 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2016, 17:01 WIB
20160104-Perdagangan-Bursa-AY
Pengunjung melintas di dekat monitor perkembangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (4/1/2016). Mengawali pembukaan perdagangan bursa 2016, IHSG menguat tipis 0,24 persen atau 10,80 poin di angka 4.580,17. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio memastikan insiden ledakan di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat pada Kamis 14 Januari 2016 lalu tidak memberikan dampak yang berkepanjangan bagi pasar saham di Indonesia.

Tito mengakui, dalam waktu 1 jam setelah ledakan bom, indeks mengalami penurunan cukup tajam yaitu sebesar 1,78 persen. Namun dalam waktu tidak lama semuanya kembali normal secara perlahan.

"Semua hampir semua, langsung kok dalam waktu 1 jam 1,78 persen turun hampir semua rata dan semua hampir balik lagi," ujarnya di Jakarta, Senin (18/1/2016).

Tito menilai, reaksi pasar tersebut terbilang wajar. Pasalnya ledakan bom ini terjadi di ibu kota dan menjadi pusat perekonomian di Indonesia. Dan hal seperti ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negara lain.

"Karena kaget. Semua tidak mengerti apa yang terjadi, kaget. Mereka jadi lebih pilih jual dulu. Hampir semua kok jual langsung 1,78 persen. Misal kamu punya saham tiba-tiba ada ledakan, kamu pasti lebih pilih langsung jual itu habis ledakan dong," kata dia.

Meski demikian, Tito menyatakan saat ini pasar saham Indonesia telah kembali normal. Hal ini menunjukan, investor yang berinvestasi saham di Indonesia semakin matang sehingga tidak banyak terpengaruh.

"Sudah balik normal. Kan biasa fluktuatif naik turun, naik turun, kan memang selalu begitu. Saya katakan tidak ada lagi gejolak yang aneh-aneh. Dalam satu jam langsung balik lagi. Jadi saya harus mengatakan bahwa investor yang berinvestasi di Indonesia cukup matang," tandasnya.

Untuk diketahui, pada pekan kedua di tahun 2016, IHSG masih bergerak secara fluktuatif. Reaksi investor atas peristiwa teror Thamrin diimbangi oleh sentimen positif dari hasil Rapat Dewan Gubermur Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuan perbankan (BI rate) 25 basis poin ke level 7,25 di hari yang sama.

Pada periode 11 hingga 15 Januari 2016, IHSG hanya terkoreksi 0,49 persen ke posisi 4.523,976 dibandingkan penutupan di pekan sebelumnya yang berada di level 4.546,288 poin dan di perdagangan hari terakhir di pekan ini, IHSG berhasil ditutup menguat 0,24 persen.

Selama periode 11 Januari 2016 hingga 15 Januari 2016, investor asing mencatatkan jual bersih di pasar saham dengan nilai Rp1,94 triliun. Secara tahunan, aliran dana investor asing di pasar saham masih tercatat jual bersih dengan nilai Rp 2,55 triliun.

Rata-rata nilai transaksi harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) pekan ini mengalami kenaikan 1,73 persen menjadi Rp 5,04 triliun dari Rp 4,95 triliun di akhir pekan lalu. Rata-rata volume transaksi harian juga mengalami penurunan 14 persen dan rata-rata frekuensi harian berkurang 0,004 persen. (Dny/Gdn)


**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya