Saham BUMN Jadi Incaran Investor Pasar Modal

BEI menargetkan terdapat 35 emiten baru yang mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia pada tahun ini.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 19 Feb 2016, 11:20 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2016, 11:20 WIB
20151102-IHSG-Masih-Berkutat-di-Zona-Merah-Jakarta
Pengunjung melintas di dekat monitor perkembangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin dibuka melemah sebesar 12,76 poin. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mendorong perusahaan-perusahaan yang menjalankan bisnisnya di Indonesia untuk mencari pendanaan di pasar modal melalui mekanisme penjualan saham atau initial public offering (IPO). Dorongan yang dilakukan oleh BUMN tersebut juga dilakukan kepada perusahaan yang bernaung di bawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat mengatakan, selain bisa meningkatkan kapitalisasi pasar, dengan semakin banyaknya perusahaan BUMN yang IPO bisa memberikan sinyal kepada industri keuangan dunia bahwa pasar modal Indonesia dijalankan dengan baik dan adil. 

"BUMN memberikan keyakinan bahwa pasar modal Indonesia merupakan pasar yang berjalan sesuai dengan kaidah-kaidah fairness independent," dia kepada Liputan6.com, diJakarta, Jumat (19/2/2016).

Selain itu, dengan masuknya BUMN di lantai bursa juga bisa menarik minat investor untuk berinvestasi di bursa saham Indonesia. Pasar modal Indonesia menjadi lebih menarik karena ada perusahaan BUMN sehingga dilirik investor lokal maupun internasional.

"Perusahaan BUMN bisa memberikan keyakinan bahwa pasar modal Indonesia merupakan pasar yang menarik bagi lokal maupun global," tuturnya.

BEI menargetkan terdapat 35 emiten baru yang mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia pada tahun ini. Kondisi perekonomian yang membaik diharapkan menjadi tenaga untuk mendorong perusahaan-perusahaan mencatatkan sahamnya di BEI.

Sementara, Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu berharap agar keterbukaan yang menjadi landasan kinerja perusahaan yang melantai di bursa tidak menjadi halangan bagi perusahaan BUMN untuk melantai di BEI.

Justru, Said melanjutkan, perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI akan memiliki kinerja lebih baik. "Ya jelas, karena ini kinerjanya diawasi publik, laporan-laporan kinerjanya kan bisa harus dipublikasikan baik di media masa atau website BEI, ini bisa mengantisipasi tindak korupsi juga," katanya.

Untuk itu dirinya mendorong pemerintah sebagai induk perusahaan BUMN memiliki program untuk mendorong perusahaan BUMN melantai di bursa, bukan anak usaha seperti yang direncanakan Kementerian BUMN saat ini. "Dengan cara IPO inilah kinerja dia‎ bisa lebih diawasi, tidak hanya pemerintah," tutur dia. (Amd/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya