Liputan6.com, Jakarta - Penampilan sejumlah artis di aang Academy Award atau Oscar 2025 mampu menarik banyak perhatian publik. Tak hanya dengan pakaian mereka yang glamor dan mahal, tapi ada juga yang membawa pesan khusus seperti aktor Inggris Guy Pearce.
Bintang The Brutalist ini mengenakan pin 'Free Palestine' (Bebaskan Palestina) saat menghadiri Piala Oscar 2025 yang diadakan di Dolby Theatre, Los Angeles, Amerika Serikat (AS) , Minggu malam, 2 Maret 2025 waktu setempat atau Senin pagi (3/3/2025 ) waktu Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
Diansir dari The Hollywood Reporter, Minggu, 2 Maret 2025, pin bergambar burung merpati dengan warna putih itu terpasang di tuksedo sang aktor. Tulisan "Free Palestine" kemudian terlihat timbul di pin yang menempel di blazer Guy Pearce tersebut.
Advertisement
Pin merpati itu termasuk salah satu item populer yang kerap dipakai untuk menyatakan dukungan. Burung merpati itu melambangkan perdamaian serta solidaritas terhadap warga Gaza, Palestina yang masih diserang Israel.
Peraih nominasi Piala Oscar 2025 itu pernah mengenakan pin serupa dalam berbagai kegiatannya sebagai aktor. Sebut saja ketika Pearce memakai pin bernuansa bendera Palestina di Cannes Film Festival 2024.
Momen itu pun sempat bikin heboh karena Vanity Fair Prancis sempat menyunting pin itu di majalah mereka. Pearce lantas melontarkan protes terhadap majalah mode ternama tersebut.
“Selama ini rakyat Palestina sudah menderita trauma dan kerugian besar akibat rezim (Benjamin) Netanyahu yang penuh dendam, sangat disayangkan publikasi terkemuka seperti VF mencoba menghilangkan dukungan yang saya atau siapa pun," ucapnya.
Di sisi lain, No Other Land,” sebuah film tentang aktivis Palestina yang berjuang untuk melindungi komunitas mereka dari penghancuran oleh militer Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat, memenangkan Oscar 2025 untuk film dokumenter terbaik.
Kolaborasi Aktivis Israel-Palestina
Film garapan sutradara Yuval Abraham, Basel Adra, Rachel Szor dan Hamdan Ballal ini belum didistribusikan di Amerika Serikat. Seperti dilansir Arab News, kolaborasi antara pembuat film Israel dan Palestina ini mengikuti aktivis Basel Adra yang menghadapi risiko penangkapan untuk mendokumentasikan penghancuran kampung halamannya, yang dirobohkan oleh tentara Israel untuk digunakan sebagai zona pelatihan militer, di tepi selatan Tepi Barat.
Permohonan Adra tidak didengarkan sampai dia berteman dengan seorang jurnalis Yahudi Israel yang membantunya memperkuat ceritanya. "Sekitar dua bulan yang lalu, saya menjadi seorang ayah, dan saya berharap putri saya tidak harus menjalani kehidupan yang sama seperti yang saya jalani sekarang. Selalu takut akan pemukim ilegal, kekerasan, pembongkaran rumah, dan pemindahan paksa," kata Adra.
"No Other Land” menjadi pesaing utama setelah sukses tampil di sirkuit festival film. Namun, produk tersebut tidak menemukan distributor di Amerika Serikat, meski didistribusikan di 24 negara. Untuk Oscar, film tersebut mengalahkan “Porcelain War,” “Sugarcane,” “Black Box Diaries” dan “Soundtrack to a Coup d’État.”
Advertisement
Pembuatan Film Selesai Serangan Hamas ke Israel
Film dokumenter ini dibuat selama empat tahun antara 2019-2023. Mereka mengakhiri produksi beberapa hari sebelum Hamas melancarkan serangan pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel yang memulai genosida Israel di Gaza.
Dalam film tersebut, jurnalis Israel Yuval Abraham bergabung dalam komunitas yang memerangi pengungsian. Namun, ia menghadapi penolakan dari warga Palestina karena hak istimewanya sebagai warga negara Israel. Adra mengatakan dia tidak bisa meninggalkan Tepi Barat dan diperlakukan seperti penjahat, sementara Abraham bisa datang dan pergi dengan bebas.
Film ini sangat bergantung pada rekaman kamera dari arsip pribadi Adra. Dia meream tentara Israel yang membuldoser sekolah desa dan mengisi sumur air dengan semen untuk mencegah orang membangun kembali sekolah tersebut.
Film dokumenter ini dibuat selama empat tahun antara 2019-2023. Mereka mengakhiri produksi beberapa hari sebelum Hamas melancarkan serangan pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel yang memulai genosida Israel di Gaza. Dalam film tersebut, jurnalis Israel Yuval Abraham bergabung dalam komunitas yang memerangi pengungsian.
Kejutan di Oscar 2025
Namun, ia menghadapi penolakan dari warga Palestina karena hak istimewanya sebagai warga negara Israel. Adra mengatakan dia tidak bisa meninggalkan Tepi Barat dan diperlakukan seperti penjahat, sementara Abraham bisa datang dan pergi dengan bebas.
Film ini sangat bergantung pada rekaman camcorder dari arsip pribadi Adra. Dia meream tentara Israel yang membuldoser sekolah desa dan mengisi sumur air dengan semen untuk mencegah orang membangun kembali sekolah tersebut.
Pemenang utama Piala Oscar 2025 adalah Anora yang terpilih sebagai Film Terbaik mengalahkan Conclave yang sebelumnya lebih banyak diunggulkan sebagai penenang. Kejutan lain datang dari Pemeran Utama Wanita Terbaik. Demi Moore yang tampil dahsyat dalam The Substance dikalahkan Mikey Madison (Anora). Timothée Chalamet juga harus mengubur mimpi jadi Pemeran Utama Pria Terbaik.
Performanya dalam A Complete Unknown kalah oleh Adrien Brody dalam The Brutalist. Anora sendiri mengantar sineas Sean Baker meraih 4 Piala Oscar untuk Editing, Penulis Naskah, Sutradara, dan Film Terbaik tahun ini. Jika masih butuh kejutan lain, ada I’m Still Here yang meraih Film Internasional Terbaik mengalahkan Emilia Perez.
Advertisement
