IHSG Berpeluang Koreksi di Awal Pekan

Penerapan tax amnesty dan laporan keuangan emiten bayangi IHSG pada awal pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 25 Jul 2016, 07:20 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2016, 07:20 WIB
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 1,7 persen ke level 5.197,25 pada periode 18-22 Juli 2016.
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 1,7 persen ke level 5.197,25 pada periode 18-22 Juli 2016.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melemah pada perdagangan saham awal pekan. Hal itu lantaran investor asing menanti hasil rilis kinerja keuangan emiten pada semester I.

Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo menuturkan IHSG berpeluang turun pada perdagangan saham Senin pekan ini. Hal itu ditunjukkan dari investor asing yang sudah mulai melakukan aksi jual. Investor asing, menurut Satrio menanti dan melihat hasil kinerja emiten pada semester I.

"Tren IHSG berubah turun. Kalau pun tren naik tidak mudah. Investor asing sudah melakukan aksi jual. Investor asing wait and see laporan keuangan emiten," ujar Satrio saat dihubungi Liputan6.com, Senin (25/7/2016).

Ia menambahkan, sentimen pelaksanaan tax amnesty atau pengampunan pajak juga masih membayangi IHSG namun tidak terlalu besar. Melihat kondisi itu, IHSG akan bergerak di kisaran support 5.145-4.179 dan resistance 5.215.

"Bila IHSG mampu ditutup di atas 5.215 pada perdagangan saham Senin pekan ini maka tren IHSG kembali naik," kata dia.

Sementara itu, Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan IHSG bergerak dalam fase konsolidasi dengan level support 5.150 akan cukup kuat teruji.

Potensi pergerakan masih akan terlihat berada dalam rentang 5.150-5.288 sebagai level resistance yang perlu ditembus untuk memperkuat pola kenaikan IHSG.

"Rilis laporan kinerja emiten akan mewarnai pola gerak IHSG dalam pekan ini. Bagi investor dengan konsolidasi saat ini dapat memanfaatkan momentum untuk melakukan akumulasi pembelian mengingat IHSG masih berada dalam jalur uptren," kata William.

Untuk rekomendasi saham, William memilih sejumlah saham yang dapat diperhatikan pelaku pasar. Saham-saham itu antara lain PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).

Sedangkan Satrio merekomendasikan beli saham saat melemah untuk sektor saham bank yaitu saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). (Ahm/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya