Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta perusahaan sekuritas atau anggota bursa (AB) terus berinovasi, sehingga para AB bisa terus bersaing.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Alpino Kianjaya menerangkan, saat ini ada 105 anggota bursa atau broker yang aktif. Namun, pasar transaksi (market share) masih dikuasai para pemain besar.
Dia menerangkan, BEI sendiri membagi AB menjadi 4 kategori. Dari data per 31 Agustus 2017, kategori I atau dengan modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) di Rp 250 miliar sebanyak 31 AB. AB tersebut menguasai 73,73 persen transaksi.
Advertisement
Baca Juga
"Jadi, 31 AB dengan MKBD Rp 250 miliar itu memberikan kontribusi 73,73 persen market share secara keseluruhan dari transaksi bursa," kata dia di Gedung BEI Jakarta, Senin (25/9/2017).
Kategori II atau dengan MKBD antara Rp 100 miliar hingga Rp 250 miliar ada 19 AB. AB itu menguasai 12,77 persen.
"Dan di kategori III ada 22 AB dengan MKBD Rp 50 miliar-Rp 100 miliar market share 8,23 persen," ungkap dia.
Kategori terakhir atau kategori IV dengan MKBD Rp 25 miliar hingga Rp 50 miliar sebanyak 33 AB. Dia mengatakan, broker itu menguasai 5,26 persen transaksi.
"Kalau dengan MKBD yang terbatas market share kecil, jadi mau enggak mau mereka harus punya resources ataupun inovatif memberikan pelayanan pada investor, atau mereka harus bisa menarik basis investor baru, inovasi, dan tentunya butuh investasi," tutur dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
76 Broker Cetak Laba hingga Semester I 2017
Sebelumnya PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 101 perusahaan sekuritas atau anggota bursa (AB) yang melaporkan keuangannya pada Juni 2017. Dari 101 AB, terdapat 76 AB yang mencetak laba bersih.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Alpino Kianjaya mengatakan, sebanyak 25 AB tercatat rugi sampai Juni 2017. Dia bilang, saat ini ada 105 AB yang masih aktif, 4 di antaranya belum memberikan laporan keuangan karena perbedaan waktu pelaporan keuangan.
"Tahun 2017 belum selesai, laporan keuangan yang masuk ke Bursa per Juni. Itu pun meningkat sekarang 76 AB yang mengalami laba bersih komprehensif, yang 25 mengalami kerugian. Ini cuma 101 AB, 4 ke mana? 4 belum karena punya laporan keuangan beda waktu," kata dia di Gedung BEI Jakarta, Senin 25 September 2017.
Alpino mengatakan, jumlah AB yang mencetak laba meningkat. Ada beberapa sebab, di antaranya karena Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak rekor tahun ini. Kemudian, adanya kebijakan relaksasi margin.
"Dengan indeks kan mencatat new high 2017, dan juga kita menerapkan relaksasi margin, kita lihat performance emiten kinerjanya meningkat, transaksi meningkat, tentunya bottom line dari AB akan meningkat," ujar dia.
Alpino mengatakan, pada tahun sebelumnya terdapat 74 AB yang mencetak laba. Kemudian, 31 AB mengalami kerugian. Jumlah AB yang mendapat laba di tahun 2016 naik dibanding tahun 2015.
"Maju ke tahun 2016 full year setahun meningkat, laba bersih tadinya (tahun 2015) 62 naik jadi 74 AB mengalami keuntungan bersih. Hanya 31 AB yang mengalami kerugian," ujar dia.
Advertisement