Walmart Bakal Beli Kembali Saham Senilai US$ 20 Miliar

Harga saham Walmart melonjak usai umumkan rencana pembelian kembali saham atau buyback dalam jumlah besar.

oleh Agustina Melani diperbarui 11 Okt 2017, 13:44 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2017, 13:44 WIB
Kabur dari Rumah, Remaja 14 Tahun Ngumpet di Supermarket 2,5 Hari
Walmart Texas. (Texas Tribune)

Liputan6.com, New York - Walmart, perusahaan ritel di Amerika Serikat (AS) memberikan pemanis kepada pemegang saham sebelum rapat umum pemegang saham (RUPS). Caranya dengan memakai trik lama.

Demikian mengutip laman Business Insider, Rabu (11/10/2017), Walmart mengumumkan akan buyback atau pembelian kembali saham menjadi US$ 20 miliar selama lebih dari dua tahun. Nilai buyback saham yang besar itu sering kali digunakan perusahaan untuk mendorong harga saham meski tanpa katalis positif.

Jumlah buyback saham Walmart tersebut sekitar delapan persen dari saham yang beredar pada harga saat ini. Bahkan buyback saham Walmart mendekati buyback saham terbesar yang pernah diumumkan.

Mengutip CNBC, pembelian kembali saham atau buyback terbesar yang pernah ada antara lain GE (2015) sebesar US$ 50 miliar, Apple (2017) sebesar US$ 50 miliar, Apple (2015) sebesar US$ 50 miliar, Apple (2013) sebesar US$ 50 miliar, Microsoft sebesar US$ 40 miliar pada 2013, kemudian pada 2006 sebesar US$ 40 miliar dan buyback sebesar US$ 40 miliar pada 2008.

Tak hanya itu, langkah buyback tersebut juga membuat Walmart masuk jajaran perusahaan yang gencar buyback saham dalam jumlah besar pada dekade terakhir ini.

Perusahaan yang gencar buyback saham antara lain Wal-Mart sejak 2002 dengan jumlah 30 persen, ExxonMobil sejak 2000 dengan jumlah 41 persen, IBM sejak 1998 dengan jumlah buyback 53 persen, Kohl's sejak 2006 melakukan buyback saham dengan jumlah 50 persen. Kemudian Target melakukan buyback saham sejak 2004 dengan jumlah 40 persen, dan Boeing sejak 1999 dengan jumlah 39 persen.

Perseroan juga menyampaikan proyeksi kinerja pendapatan pada 2018. Selain itu, Walmart memprediksi penjualan tumbuh tiga persen pada tahun fiskal 2019. Ini dapat jadi sinyal di tengah tekanan yang meningkat di industri usai langkah Amazon rajin akuisisi. 

Perusahaan ritel itu meski mengumumkan menutup 6.400 toko pada 2017, saham Walmart tetap menguat. Sepanjang 2017, saham Walmart naik hampir 17 persen.

Perseroan juga akan menambah lokasi toko untuk melayani jasa online. Perseroan merancang pengembalian barang yang dibeli secara online agar lebih mudah. Ini dilakukan agar dapat bersaing dengan raksasa online.

Walmart dinilai sebagai perusahaan ritel tua yang bertahan di tengah maraknya belanja online. Saham Walmart pun naik 4,4 persen pada perdagangan saham Selasa waktu New York.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya