Liputan6.com, Jakarta - Pemegang saham Cathay Pacific Airways yaitu Kingboard Chemical Holdings menyatakan menjual 9,6 persen saham Cathay Pacific Airways ke maskapai Timur Tengah Qatar Airways senilai US$ 661 juta atau sekitar Rp 8,94 triliun (asumsi kurs Rp 13.530 per dolar Amerika Serikat).
Kingboard, perusahaan investasi menyatakan akan mendapatkan untung menjadi US$ 800 juta atas penjualan yang mewakili seluruh sahamnya di maskapai Hong Kong. Saham Cathay telah naik 29,4 persen sejak awal Januari meski maskapai penerbangan itu membukukan kerugian terburuk pada semester I dalam 20 tahun.
Advertisement
Baca Juga
Kepemilikan saham maskapai Hong Kong itu antara lain Swire Pacific memiliki 45 persen dan Air China memegang 30 persen. Mengutip laman CNBC, Senin (6/11/2017), ini bukan pertama kali Qatar Airways mengambil saham di maskapai lain.
Maskapai ini memiliki 20 persen saham di International Consolidated Airlines Group, induk usaha British Airways, serta 10 persen grup LATAM Airlines, Amerika Selatan dan 49 persen saham Meridiana Italia. Qatar Airways dan Cathay keduanya anggota aliansi the oneworld, ini seperti British Airways dan LATAM.
Sebelumnya Qatar Airways ingin genggam 4,75 persen saham grup American Airlines. Rencana investasi itu mendapatkan kecurigaan oleh para kritikus pada saat Qatar terlibat dalam krisis diplomatik terburuk di kawasan ini selama bertahun-tahun.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Qatar Airways Jadi Maskapai Terbaik di Dunia
Sebelumnya maskapai asal Qatar, Qatar Airways, dinobatkan menjadi maskapai terbaik di dunia oleh Skytrax. Ini merupakan keempat kalinya Qatar Airways behasil menyabet gelar prestisius tersebut.
Penghargaan diterima dalam 2017 Skytrax World Airline Awards yang berlangsung di sela acara Paris Air Show. Selain mendapat gelar sebagai maskapai terbaik, Qatar Airways juga mendapat beberapa penghargaan lain, di antaranya yaitu Best Business Class, Best First Class Lounge, dan Best MiddleEast Airlines.
"Dalam waktu yang relatif singkat, Qatar Airways telah berkembang menjadi lebih dari 140 destinasi di seluruh dunia, menawarkan tingkat keunggulan layanan yang membantu operator pemenang penghargaan untuk menjadi yang terbaik di dunia," tulis Skytrax seperti dilansir dari website resminya Kamis, 22 Juni 2017.
Penilaian maskapai terbaik ini dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa indikator. Pengambilan suara dan penentuan juara dinilai secara independen oleh otoritas periklanan Inggris (ASA) di tahun 2015 yang mengutamakan kepatuhan, transparansi serta independensi.
Sebanyak 19,8 juta penilaian diikut sertakan dalam survei yang berlangsung dari Agustus 2016 hingga Mei 2017. Total ada 325 maskapai penerbangan yang masuk dalam penilaian yang dilakukan oleh Skytrax, mulai dari maskapai penerbangan internasional terbesar hingga maskapai domestik yang memiliki ukuran lebih kecil.
Penghargaan ini juga menjadi pencapaian sendiri bagi Qatar Airways di tengah kisruh krisis teluk yang tengah melanda negaranya. Minggu lalu, CEO Qatar Airways, Ahmad al-Baker mengatakan bahwa maskapainya tidak terpengaruh oleh keputusan boikot tersebut dari negara-negara Arab.
Qatar Airways masih bisa mengoperasikan sekitar 1.200 penerbangan pada minggu pertama krisis, di mana 90 persen di antaranya berangkat tepat waktu.
Perseroan juga mengumumkan laba bersih Qatar Airways naik hampir 22 persen pada tahun fiskal terakhir. Kenaikan laba bersih ini terjadi sebelum krisis teluk. Selain itu, pencapaian laba bersih Qatar Airways juga bersamaan dengan perayaan 20 tahun Qatar Airways berkiprah di industri penerbangan pada 2017.
Tapi, banyak analis memperkirakan masa depan maskapai yang berbasis di Doha itu diliputi ketidakpastian, di tengah blokade ekonomi oleh sejumlah negara Arab dan lainnya.
Berikut 10 maskapai penerbangan terbaik versi Skytrax:
1. Qatar Airways2. Singapore Airlines3. ANA All Nippon Airways4. Emirates5. Cathay Pacific6. EVA Air7. Lufthansa8. Etihad Airways9. Hainan Airlines10. Garuda Indonesia
Advertisement