Liputan6.com, Doha - Krisis diplomatik Qatar terus meluas. Akibatnya maskapai Qatar Airways memutuskan menutup kantornya Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Dua negara tersebut telah memutuskan hubungan dengan Pemerintah Qatar terlebih dahulu.
Qatar Airways menyebut penutupan berlangsung di tiga kota, yaitu Dubai, Sharjah dan Riyadh.
Advertisement
"Penutupan ini telah sesuai dengan arahan otoritas lokal," sebut keterangan dari Qatar Airways, seperti dikutip dari Flight Global, Kamis (8/6/2017).
Krisis diplomatik Qatar diperkirakan tidak akan usai dalam waktu dekat. Sebab, beberapa negara mengajukan syarat sepihak.
Baca Juga
Arab Saudi misalnya, negara yang pertama kali memutuskan hubungan diplomatik mengajukan syarat untuk menormalisasi hubungannya dengan Qatar.
Beberapa media lokal Saudi seperti Aknbar Al Aan melaporkan syarat dan kondisi yang harus dipenuhi adalah mengusir semua anggota kelompok Ikhwanul Muslimin dan Faksi Hamas Palestina dari Qatar.
Selain itu, Saudi meminta Qatar membekukan akun rekening dan menghentikan semua hubungan bersama kelompok-kelompok tersebut. Penghentian sementara hubungan dengan Iran juga masuk dalam syarat yang dikeluarkan Saudi.
Doha juga diminta mengubah kebijakannya terhadap saluran televisi Al-Jazeera. Penyiaran dan berita media tersebut tidak boleh bertentang dengan kepentingan.
Meski Arab Saudi telah mengajukan syarat untuk pemulihan hubungan diplomatik, Menlu Bahrain Sheikh Khalid bin Ahmed al-Khalifa mengaku ragu Qatar bisa berubah.
Dia mengatakan, usaha Emir Kuwait yang melobi negara bertikai untuk segera menyelesaikan masalah akan menemui jalan buntu karena ulah Qatar.
"Emir Kuwait itu pembawa pesan dari Tuhan, tapi kebijakan Qatar bisa jadi tidak menjamin upaya (Emir Kuwait) itu berhasil," sebut al-Khalifa.
"Kami tidak ragu untuk melindungi kepentingan kami dan jalan sebenarnya terbuka untuk melindungi diri kami dari Qatar," sambung dia.