Wall Street Bervariasi dengan Dow Cetak Rekor

Investor menyesuaikan portofolio mereka, dengan harapan mendapatkan keuntungan dari kebijakan pemotongan pajak pemerintah AS.

oleh Nurmayanti diperbarui 05 Des 2017, 05:06 WIB
Diterbitkan 05 Des 2017, 05:06 WIB
Wall Street
(Foto: Reuters)

Liputan6.com, New York - Wall Street bervariasi dengan indeks Dow Jones mencetak rekor tertinggi, seiring lonjakan saham perbankan dan peritel saat saham perusahaan teknologi jatuh.

Ini karena investor menyesuaikan portofolio mereka, dengan harapan mendapatkan keuntungan dari kebijakan pemotongan pajak perusahaan yang dikeluarkan pemerintah Amerika Serikat (AS).

Namun, indeks S&P 500 berakhir melemah usai mencapai level tertinggi sepanjang hari di awal perdagagangan, sementara indeks teknologi Nasdaq turun 1,05 persen.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,24 persen menjadi berakhir 24.290,05 poin.

Sementara indeks S&P 500 turun 0,11 persen menjadi 2.639,44. Sebelumnya di awal sesi, indeks S&P 500 menyentuh rekor tertinggi. Adapun indeks Nasdaq Composite berakhir turun 72,22 poin menjadi 6.775,37.

Indeks S&P 500 telah naik 18 persen pada tahun ini, terpicu kenaikan pendapatan perusahaan dan pertumbuhan ekonomi yang solid. Serta harapan bahwa Presiden Donald Trump dan Kongres yang dikendalikan Partai Republik akan memotong pajak dan peraturan perusahaan.

Indeks tersebut saat ini diperdagangkan sekitar 18,2 kali dari perkiraan pendapatan, level tertinggi sejak 2002, menurut Thomson Reuters Datastream.

Pendorong kenaikan indeks Dow antara lain saham bank. Bank of America (JPG), JPMorgan Chase (JPM.N), Wells Fargo & Co (WFC.N) dan Citigroup (CN) melonjak lebih dari 2 persen setelah Senat AS yang didominasi Partai Republik menyetujui kebijakan pajak pada Sabtu.

Usai Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat bersepakat, undang-undang ini nantinya akan memberikan pemotongan tingkat pajak bagi perusahaan.

"Ini kemungkinan akan menghasilkan peningkatan dividen dan pembelian kembali saham, dan itu membuat penilaian lebih masuk akal dan bisa memperpanjang reli," kata Tim Ghriskey, Kepala Investasi Solaris Group di Bedford Hills, New York.

Investor perbankan, department store dan saham lainnya melihat manfaat dari pajak yang lebih rendah. Mereka pun memutuskan menjual saham teknologi, yang telah menjadi relatif mahal setelah memimpin kenaikan pasar tahun ini.

Alhasil, saham Microsoft (MSFT.O) kehilangan 3,77 persen, Nvidia (NVDA.O) merosot 5,57 persen dan PayPal Holdings (PYPL.O) turun 5,75 persen.

Selain soal pajak, kenaikan saham keuangan dipicu ekspektasi jika Federal Reserve akan menaikkan suku bunga di bulan Desember, yang membuat pinjaman bank lebih menguntungkan.

 Sekitar 7,8 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, jauh di atas rata-rata 6,7 ​​miliar harian selama 20 hari perdagangan terakhir.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya