Kekhawatiran Perang Dagang Kembali Tumbangkan Wall Street

Sektor teknologi dalam indeks Nasdaq terseret jatuh oleh saham Microsoft, Intel, Apple Inc, Facebook dan Alphabet.

oleh Arthur Gideon diperbarui 03 Apr 2018, 05:08 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2018, 05:08 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Wall Street terjatuh pada perdagangan di awal kuartal kedua 2018 karena investor memindahkan portofolio mereka dari saham. Penyebab pelemahan bursa saham di Amerika Serikat (AS) ini adalah kembali munculnya kekhawatiran akan perang dagang.

Mengutip Reuters, Selasa (3/4/2018), Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 458,92 poin atau 1,9 persen menjadi 23.644,19. S&P 500 tertekan 58,99 poin atau 2,23 persen menjadi 2.581,88. Sedangkan Nasdaq Composite melemah 193,33 poin atau 2,74 persen menjadi 6.870,12.

Saham-saham di sektor teknologi menjadi target utama dari pelaku pasar dalam aksi jual. Saham Amazon.com, Tesla dan Microsoft serempak berada di zona merah setelah aksi dagang balasan yang diresmikan China pada Minggu kemarin.

Direktur Perdagangan Trust Capital Partners, Chicago, AS, Brian Battle menjelaskan, apa yang terjadi pada perdagangan di awal pekan ini lebih rumit dari sekedar aksi jual saham teknologi.

"Sebenarnya semua tertekan tetapi memang paling tinggi adalah saham-saham di sektor teknologi," jelas dia.

Amazon.com adalah hambatan terbesar pada S&P 500, turun 5,2 persen, usai Presiden Donald Trump melanjutkan serangan dalam twitter terhadap para pengecer online.

Sebanyak 11 sektor saham pembentuk S&P 500 ditutup lebih rendah, dengan kerugian terbesar dibukukan pada barang konsumsi dan teknologi yang turun masing-masing 2,8 persen dan 2,5 persen.

Sektor teknologi dalam Nasdaq terseret jatuh oleh saham Microsoft, Intel, Apple Inc, Facebook dan Alphabet.

China Resmi Kenakan Tarif Impor Baru buat 128 Produk AS

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Sebelumnya, China mengumumkan tarif impor barang hingga 25 persen dari Amerika Serikat (AS). China mengenakan tarif baru untuk 128 produk termasuk daging, buah, dan produk dari ritel Amerika Serikat (AS). Langkah ini sebagai respons atas AS mengenakan tarif impor baru untuk aluminium dan baja AS.

Adapun pengenaan tarif impor barang dari AS tersebut dapat mencapai USD 3 miliar. Hal itu meningkatkan kekhawatiran potensi perang dagang antara AS dan China.

Kementerian Perdagangan China menyatakan menangguhkan kewajibannya kepada Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO) untuk mengurangi tarif atas 120 barang AS termasuk buah.

Tarif untuk produk AS akan bertambah 15 persen. Adapun delapan produk termasuk daging bagi, juga kena tarif hingga 25 persen. Pengenaan tarif baru itu mulai efektif pada 2 April.

“Penangguhan China atas konsesi tarifnya adalah tindakan sah yang diadopsi di bawah aturan WTO untuk melindungi kepentingan China,” tulis Kementerian Keuangan China, seperti dikutip dari laman Reuters, Senin (2/4/2018).

China memberlakukan tarif tambahan di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara Beijing dan Washington. Ini memicu ketegangan perdagangan antara China dan AS.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya