Bursa Saham Asia Lesu Ikuti Wall Street, Indeks Nikkei Anjlok 5,4%

Mengikuti wall street, bursa saham Asia Pasifik merosot pada perdagangan Jumat, 11 April 2025. Indeks Nikkei pimpin koreksi.

oleh Agustina Melani Diperbarui 11 Apr 2025, 09:05 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2025, 09:05 WIB
Bursa Saham Asia Lesu Ikuti Wall Street, Indeks Nikkei Anjlok 5,4%
Bursa saham Asia Pasifik anjlok pada perdagangan Jumat (11/4/2025).(Foto by AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik anjlok pada perdagangan Jumat (11/4/2025). Koreksi bursa saham Asia Pasifik mengikuti wall street yang melanjutkan aksi jual karena ketegangan perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia memicu sentimen risiko.

Mengutip CNBC, indeks ASX 200 di Australia melemah 2,28 persen. Indeks Nikkei 225 di Jepang merosot 5,46 persen, sedangkan indeks Topix turun 5,05 persen. Indeks Kospi di Korea Selatan turun 1,55 persen dan indeks Kosdaq terpangkas 0,11 persen.

Indeks Hang Seng berjangka di Hong Kong berada di level 20.601, sedikit lebih rendah dari penutupan terakhir di 20.681,78.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan perubahan Haluan tarif pada Rabu pekan ini. Ia memberikan 90 hari untuk tarif timbal balik atau resiprokal dari sebagian besar negara.

“Perpanjangan waktu tidak mengurangi ketidakpastian,” tulis analis ANZ dalam sebuah catatan.

“Ada skeptisisme tentang hasil negosiasi perdagangan, dan itu akan terus membebani investasi dan dengan demikian prospek pertumbuhan,” ia menambahkan.

Selain itu, tarif kumulatif untuk China akan menjadi 145 persen, Gedung Putih mengonfirmasi kepada CNBC pada Kamis pekan ini. Angka itu terdiri dari bea masuk baru sebesar 125 persen untuk barang, di atas bea masuk sebesar 20 persen yang terkait dengan krisis fentanil.

Sementara itu, saham berjangka AS bergerak lebih tinggi karena investor ingin menutup minggu yang bergejolak yang ditandai oleh perubahan tajam untuk indeks acuan.

Kontrak berjangka S&P 500 naik 0,3 persen, indeks kontrak berjangka Nasdaq 100 menguat 0,1 persen. Kontrak berjangka yang terkait dengan Dow Jones menguat ipis 28 poin atau hampir 0,1 persen.

Di wall street, indeks acuan ditutup lebih rendah, mengembalikan sebagian keuntungan dari reli bersejarah yang terlihat pada sesi sebelumnya setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan penangguhan 90 hari pada beberapa tarif timbal baliknya.

Indeks S&P 500 melemah 3,46 persen, dan ditutup ke posisi 5.268,05. Indeks Nasdaq tergelincir 4,31 persen dan berakhir ke posisi 16.387,31. Indeks Dow Jones terpangkas 2,5 persen atau 1.014,79 poin ke posisi 39.593,66.

Wall Street Anjlok

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)... Selengkapnya

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan Kamis, 10 April 2025. Koreksi wall street terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan penangguhan 90 hari pada beberapa tarif timbal balik atau resiprokal.

Investor khawatir dengan jeda singkat pada beberapa bea masuk, aktivitas ekonomi akan melambat karena Donald Trump memilih China dengan tarif lebih tinggi.

Mengutip CNBC, Jumat (11/4/2025), indeks S&P 500 merosot 3,46% dan ditutup ke posisi 5.268,05. Indeks Nasdaq terpangkas 4,31 persen ke posisi 16.387,31. Indeks Dow Jones susut 2,5% atau 1.104,79 poin ke posisi 39.593,66.

Pada perdagangan Kamis pekan ini, saham Apple dan Tesla masing-masing turun 4,2 persen dan 7,3 persen. Harga saham Nvidia merosot hampir 6% dan Meta Platforms susut hampir 7%.

Penurunan bertambah cepat setelah Gedung Putih mengonfirmasi kepada CNBC pada Kamis kalau tarif kumulatif untuk China akan mencapai 145%. Tarif ini terdiri dari bea masuk baru sebesar 125% untuk barang, dan tarif 20% yang dikenakan sebagai respons terhadap krisis fentanil.

Meskipun demikian, Trump mengatakan pada Kamis sore kalau tidak mengesampingkan perpanjangan jeda tarif.

"Kita lihat saja apa yang terjadi saat itu," kata Trump dalam rapat Kabinet.

Berikut tarif yang berlaku saat ini:

Bea masuk 145% untuk semua barang dari Tiongkok

Bea masuk 25% untuk aluminium, mobil, dan barang dari Kanada dan Meksiko yang tidak berada di bawah Perjanjian Amerika Serikat-Meksiko-Kanada

Bea masuk 10% untuk semua impor lainnya

Ketidakpastian Membayangi

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)... Selengkapnya

Pergerakan pasar Kamis memangkas sebagian keuntungan dari lonjakan bersejarah Rabu, di mana S&P 500 melonjak lebih dari 9% untuk keuntungan terbesar ketiga dalam satu hari sejak Perang Dunia II. Dow juga mengalami kenaikan persentase terbesar sejak Maret 2020, sementara Nasdaq mencetak kenaikan satu hari terbesar sejak Januari 2001 dan hari terbaik kedua yang pernah tercatat.

"Investor sudah mulai sadar," kata Direktur Pelaksana SimCorp, Melissa Brown.

"Ketidakpastian adalah masalah besar karena angka 145% bisa menjadi angka yang berbeda besok. Sangat sulit untuk menentukan titik terendah atau tertinggi karena banyak hal telah berubah dalam narasi dan persepsi investor,” ia menambahkan.

Reli dimulai setelah Trump mengumumkan penurunan sementara tarif untuk sebagian besar negara menjadi 10% selama 90 hari. Namun, Kanada dan Meksiko tidak akan dikenakan bea masuk tambahan sebesar 10%. Uni Eropa mengumumkan pada Kamis penangguhan pungutan serupa selama 90 hari untuk barang-barang AS.

Meskipun awalnya optimistis dalam menanggapi penangguhan 90 hari, banyak orang di Wall Street berpikir pasar belum sepenuhnya pulih. Bahkan dengan penundaan beberapa tarif, kenaikan bea masuk China menempatkan tarif efektif pada level tertinggi sepanjang sejarah, menurut Morgan Stanley.

"Penundaan membantu, tetapi tidak mengurangi ketidakpastian," tulis Ekonom Morgan Stanley Michael Gapen.

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya