Wall Street Melambung, Indeks Nasdaq Catat Penguatan Terbesar Selama Sepekan

Kinerja indeks acuan di wall street melesat selama sepekan di tengah ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

oleh Agustina Melani Diperbarui 12 Apr 2025, 07:49 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2025, 07:49 WIB
Wall Street Melambung, Indeks Nasdaq Catat Penguatan Terbesar Selama Sepekan
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada Jumat, 11 April 2025.(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada Jumat, 11 April 2025. Penguatan wall street terjadi di tengah perdagangan yang bergejolak pada pekan ini.

Mengutip CNBC, Sabtu (12/4/2025), indeks S&P 500 menguat 1,81 persen ke posisi 5.363,36. Indeks Dow Jones mendaki 619,05 poin atau 1,56 persen menjadi 40.212,71. Indeks Nasdaq melesat 2,06 persen menjadi 16.724,46.

Bursa saham AS menguat pada Jumat sore waktu setempat setelah komentar dari Gedung Putih kalau Presiden AS Donald Trump optimistis China akan mencari kesepakatan dengan AS.

Pekan ini telah menjadi salah satu periode paling fluktuatif yang pernah tercatat untuk wall street. Rata-rata indeks acuan pada Kamis pekan ini seiring ketidakpastian kebijakan perdagangan membebani sentimen.

Pada Rabu, bursa saham AS menguat setelah Donald Trump mengumumkan penangguhan 90 hari kepada beberapa hari tarif timbal balik yang tinggi. Indeks S&P 500 naik 9,52 persen pada Rabu pekan ini, dan catat kenaikan terbesar ketiga dalam satu hari sejak Perang Dunia II. Sementara itu, indeks Dow Jones meroket lebih dari 2.900 poin.

Pada Kamis, indeks S&P 500 turun 3,46 persen. Sedangkan indeks Dow Jones anjlok 2,5 persen. Indeks Nasdaq melemah 4,31 persen.

Sementara itu, indeks Volatilitas CBOE yang dikenal sebagai Vix pada awal pekan ini melonjak di atas 50 sebelum turun menjadi sekitar 37 pada Jumat sore.

Adapun pemerintahan Donald Trump telah memilih tarif universal sebesar 10 persen, kecuali untuk China. Barang-barang dari China akan dikenakan tarif sebesar 145 persen, demikian disampaikan seorang pejabat Gedung Putih pada Kamis pekan ini.

Hal itu menuai balasan dari China dengan menaikkan pungutan pada produk AS menjadi 125% dari 84%.

 

 

Babak Awal Perubahan Perdagangan Global

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)... Selengkapnya

"Bahkan jika AS terus mengenakan tarif yang lebih tinggi, itu tidak akan lagi masuk akal secara ekonomi dan akan menjadi lelucon dalam sejarah ekonomi dunia,” ujar Kementerian Keuangan China.

Sementara itu, Uni Eropa mengatakan, perwakilan dagangnya akan ke AS pada Minggu untuk mencoba dan menandatangani kesepakatan.

"Kita masih berada di babak awal perubahan rezim perdagangan global ini, dan meskipun jeda 90 hari pada tarif timbal balik untuk sementara membalikkan aksi jual pasar, hal itu memperpanjang ketidakpastian,” ujar Presiden Wells Fargo Investment Institute Darrell Cronk.

Adapun berikut tarif AS yang saat ini berlaku:

-Bea masuk 145% untuk semua barang dari China

-Bea masuk 25% untuk aluminium, mobil dan barang dari Kanada serta Meksiko yang tidak berada di bawah perjanjian Amerika Serikat-Meksiko-Kanada

-Bea masuk 10% untuk semua impor lainnya

 

Kinerja Wall Street Sepekan

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas... Selengkapnya

Pada pekan ini, wall street bergejolak tetapi tiga indeks utama mencatat kenaikan yang solid pada periode itu. Indeks S&P 500 membukukan kenaikan 5,7% selama sepekan, dan catat kinerja terbaik sejak November 2023. Indeks Nasdaq bertambah 7,3% selama sepekan, bukukan kinerja terbaik sejak November 2022. Indeks Dow Jones naik hampir 5% selama sepekan.

Wall street meski menguat tetapi rata-rata indeks acuan jauh lebih rendah sejak 2 April saat Gedung Putih mengumumkan apa yang disebut tarif timbal balik atas barang dari negara lain.

Sejak saat itu, indeks S&P 500 turun lebih dari 5%. Angka sentimen konsumen terbaru pada April lebih buruk dari yang diharapkan. Menurut survei konsumen Universitas Michigan, tingkat inflasi yang diharapkan melonjak ke level tertinggi sejak 1981.

Bursa Saham Asia Pasifik

Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Jumat, 11 April 2025. Bursa saham Asia Pasifik yang beragam ini terjadi setelah wall street setelah melanjutkan aksi jual karena ketegangan perang dagang antara China dan AS.

Mengutip CNBC, indeks ASX 200 di Australia melemah 0,82 persen ke posisi 7.646,5. Indeks Nikkei 225 susut 2,96 persen dan ditutup ke posisi 33.585,58. Indeks Topix melemah 2,85 persen ke posisi 2.466,91.

Indeks Kospi di Korea Selatan terpangkas 0,5 persen ke posisi 2.432,72. Indeks Kosdaq susut 2,02 persen ke posisi 695,59. Indeks Hang Seng Hong Kong naik 1,13% dan ditutup pada level 20.914,69, sementara indeks CSI 300 Tiongkok naik 0,41% dan ditutup pada level 3.750,52.

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya