Liputan6.com, New York - Wall Street menguat pada penutupan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta) dipicu melunaknya sikap para pembuat kebijakan di Amerika Serikat (AS) terkait rencana kenaikan tarif impor produk China.Â
Kenaikan masih terjadi meski di akhir sesi pasar sempat melemah dipicu munculnya laporan jika FBI menyerbu kantor pengacara Presiden Donald Trump.
Baca Juga
Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 46,34 poin, atau 0,19 persen, menjadi 23.979,10. Sementara indeks S&P 500 menguat 8,69 poin, atau 0,33 persen, menjadi 2.613,16 dan Nasdaq Composite bertambah 35,23 poin, atau 0,51 persen, menjadi 6.950,34.
Advertisement
Adapun saham teknologi dan kesehatan memimpin sektor utama pada indeks S & P 500. Sementara saham Merck & Co Inc (MRK.N) menjadi dorongan terbesar untuk Dow. Adapun saham Apple (AAPL.O) memimpin indeks Nasdaq.
Wall Street menguat setelah penasihat ekonomi baru Trump Larry Kudlow mengatakan kepada CNBC bahwa presiden mungkin terbuka untuk membentuk koalisi internasional untuk mengatasi masalah perdagangan yang melibatkan China.
Investor akan mencari tanda-tanda langkah China terkait hubungan perdagangan dengan AS, ketika Presiden China Xi Jinping berbicara di konferensi ekonomi Forum Boao pada hari Selasa.
Namun kemudian pasar saham mulai berbalik arah melemah di sore hari, setelah muncul laporan bahwa FBI telah menggerebek kantor Michael Cohen, pengacara pribadi Trump di New York , atas rujukan Penasihat Khusus Robert Mueller.
"Bahkan jika akhirnya tidak ada apa-apanya, reaksi awal hampir selalu negatif di pasar," kata Randy Frederick, Wakil Presiden Perdagangan Charles Schwab di Austin, Texas.
Â
Laporan Kuartalan
Di sisi lain, investor menantikan dimulainya musim laporan pendapatan terutama dari perusahana besar, salah satunya perbankan. Seperti JPMorgan Chase (JPM.N), Citigroup (CN) dan Wells Fargo (WFC.N), yang akan melaporkan kinerjanya lebih dulu.
Analis memperkirakan laba kuartalan perusahaan pada indeks S&P 500 naik 18,5 persen dari tahun lalu, yang akan menjadi kenaikan terbesar dalam tujuh tahun, menurut Thomson Reuters.
Sebanyak 6,28 miliar saham diperdagangan kali ini, lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir, sebesar 7,3 miliar.
Advertisement