Musim Laporan Keuangan, IHSG Berpotensi Menghijau

IHSG bakal menguat dan bergerak pada kisaran 5.836-5.885.

oleh Bawono Yadika diperbarui 19 Okt 2018, 06:31 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2018, 06:31 WIB
IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Suasana di salah satu ruangan di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Sebelumnya, Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak menguat pada perdagangan saham Jumat (19/10/2018). Laporan laba emiten menjadi sentimen positif dongkrak IHSG.

Fund Manager PT Valbury Sekuritas Indonesia Suryo Narpati menjelaskan, pernyataan Presiden AS Donald Trump terhadap the Fed memang menunjukan ketidakharmonisan sekaligus mencemaskan investor di pasar modal. Namun, musim laporan laba perusahaan diperkirakan bakal menopang IHSG dari kejatuhan.

Suryo menambahan, secara perspektif teknikal, ia memprediksi IHSG bakal menguat berada kisaran 5.836-5.885.

Oleh karena itu, Suryo menyarankan untuk membeli saham PT JAPFA (JPFA)dengan kisaran harga antara Rp 1.900 hingga Rp 1.955 per saham dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) di harga 2.250-2.310 per saham.

Selain itu, ia juga menyarankan untuk membeli saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) pada level harga antara Rp 456-474 dan saham PT United Tractors Tbk (UNTE) dengan kisaran harga antara 31.675-32.000.

"Disusul juga oleh saham laik koleksi lainnya seperti PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)," tambahnya.

Adapun analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya meramalkan IHSG berpeluang menghijau di rentang 5.702-5911. Ia pun cukup beragam dalam menyarankan saham untuk diburu investor pada hari ini.

Saham-saham itu antara lain PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Penutupan Kamis

20151102-IHSG-Masih-Berkutat-di-Zona-Merah-Jakarta
Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

IHSG bergerak di zona merah pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Tekanan IHSG terjadi didorong pernyataan pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve yang agresif soal suku bunga.

Pada penutupan perdagangan saham Kamis, (18/10/2018), IHSG merosot 23,37 poin atau 0,40 persen ke posisi 5.845,24. Indeks saham LQ45 susut 0,91 persen ke posisi 920,20. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.

Sebanyak 195 saham melemah sehingga menekan IHSG. 187 saham menguat dan 128 saham diam di tempat.Pada perdagangan Kamis pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.858,78 dan terendah 5.811,92. 

Total frekuensi perdagangan saham 353.384 kali dengan volume perdagangan 7,7 miliar saham. Nilai transaksi Rp 5,3 triliun. Investor asing beli saham Rp 18,30 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 15.197.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham pertanian naik 3,58 persen, sektor saham industri dasar mendaki 0,84 persen, indeks saham barang konsumsi menguat 0,01 persen dan indeks saham manufaktur menanjak 0,21 persen.

Sementara itu, sektor saham infrastruktur melemah 2,52 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham tambang melemah 0,90 persen dan sektor saham keuangan susut 0,49 persen.

Saham-saham yang catatkan top gainers antara lain saham SURE menguat 24,79 persen ke posisi Rp 1.510 per saham, saham ABMM menguat 13,18 persen ke posisi Rp 2.190 per saham, dan saham MAYA menanjak 12,10 persen ke posisi Rp 6.950 per saham.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya