Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat usai sempat bergerak di zona merah. Aksi beli investor asing topang IHSG di tengah nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar AS.
Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (26/10/2018), IHSG menguat 29,95 poin atau 0,52 persen ke posisi 5.784,92. Indeks saham LQ45 menanjak 0,87 persen ke posisi 909,86. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.
Sebanyak 185 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 204 saham melemah dan 127 saham diam di tempat. Pada akhir sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.790 dan level terendah 5.748.
Advertisement
Baca Juga
Total frekuensi perdagangan saham 320.971 kali dengan volume perdagangan 10,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,1 triliun. Investor asing beli saham Rp 252,70 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 15.213.
Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham pertanian melemah 0,37 persen, sektor saham industri dasar susut 0,89 persen, dan sektor saham konstruksi turun 0,56 persen.
Sektor saham infrastruktur menguat 1,09 persen, sektor saham perdagangan saham mendaki 1,08 persen dan sektor saham barang konsumsi menanjak 0,70 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham MPRO menanjak 24,59 persen ke posisi Rp 760 per saham, saham TFCO mendaki 17,65 persen ke posisi Rp 600 per saham, dan saham MDIA menguat 16,67 persen ke posisi Rp 140 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham CSIS merosot 17,55 persen ke posisi Rp 310 per saham, saham KPAS tergelincir 17,50 persen ke posisi Rp 396 per saham, dan saham RELI terpangkas 13,43 persen ke posisi Rp 232 per saham.
Bursa saham Asia sebagian besar tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 1,11 persen, indeks saham Jepang Nikkei turun 0,40 persen, indeks saham Thailand merosot 0,74 persen, indeks saham Shanghai susut 0,19 persen. Selain itu, indeks saham Singapura melemah 1,35 persen dan indeks saham Taiwan turun 0,33 persen.
Â
Sektor Infrastruktur Jadi Pendorong Utama IHSG
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau di hari terakhir perdagangan pekan ini.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Jumat 26 Oktober 2018, IHSG  menguat 6,4 poin atau 0,11 persen ke posisi 5.761,45.
Kemudian pada pembukaan pukul 09.00 waktu JATS, IHSG menguat 12,96 poin atau 0,23 persen ke posisi 5.767,9. Indeks saham LQ45 juga naik 0,21 persen menuju 963,96. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.
Sebanyak 118 saham menguat dan mengangkat IHSG. Sementara 28 saham melemah dan 85 saham diam di tempat. Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.773,3 dan terendah 5.761,4.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 7.281 kali dengan volume perdagangan saham 291,1 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 141,4 miliar.
Investor asing jual saham Rp 11,76 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 15.175.
Sektor saham yang tertekan antara lain, aneka industri turun 0,46 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham konsumsi merosot 0,14 persen dan sektor saham manufaktur susut 0,03 persen.
Sementara yang menguat antara lain, saham infrastruktur naik 0,88 persen, diikuti saham industri dasar menguat 0,50 persen.Â
Saham-saham yang menguat antara lain saham VICO menanjak 9,38 persen ke posisi Rp 105 per saham, saham BSIM mendaki 8,82 persen ke posisi Rp 74 per saham, dan saham FORU menanjak 8,40 persen ke posisi Rp 129 per saham.
Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham IPCC turun 6,25 persen ke posisi Rp 1.650 per saham, saham BPTR tergelincir 5,43 persen ke posisi Rp 87 per saham, dan saham HELI susut 5,26 persen ke posisi Rp 90 per saham.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement