Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bakal melanjutkan penguatan pada perdagangan saham Selasa pekan ini (23/10/2018). Managing Director, Jagartha Advisors, FX Iwan mengatakan peluang IHSG melonjak di teritori positif masih cukup besar pada hari ini.
IHSG mendapatkan dorongan sentimen positif yang datang dari China dengan dirilisnya komitmen oleh pemerintah China pada akhir pekan lalu.
"Itu melalui wakil perdana menteri Liu He untuk memberikan stimulus berupa tax cut untuk menstabilkan kondisi ekonomi dan juga meredam dampak US tariff," tuturnya kepada Liputan6.com.
Advertisement
Baca Juga
"Ini memberikan angin segar kepada pasar regional di Asia untuk mendapatkan sentimen positif mengikuti pergerakan pasar modal di China yang mengalami penguatan pada perdagangan hari ini," ia menambahkan.
Oleh karena itu, menurut Iwan, pada perdagangan besok, IHSG berpotensi untuk melanjutkan penguatan terbatas pada kisaran 5.860-5.890.
"Investor masih akan memantau perkembangan rilis data emiten kuartal III sepanjang bulan Oktober ini," ujar dia.
Sama dengan Iwan, Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, Maximilianus Nico Demus optimistis IHSG masih betah di zona hijau. Ia memproyeksikan IHSG akan berada di rentang 5.802-5.867.
"Namun di tengah tingginya volatilitas rupiah, potensi kenaikkan suku bunga the Fed pada akhir bulan, pandangan dan strategi dari Bank Indonesia akan menjadi fokus para pelaku pasar dan investor sehingga keputusan BI akan menjadi arah indeks esok hari," papar dia.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Saham Pilihan
Dengan kondisi pasar yang dinilai baik, Iwan pada hari ini lebih memilih saham-saham defensif dengan pendapatan dolar seperti PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM).
Tak hanya itu, saham-saham pertambangan juga ikut direkomendasikan antara lain PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) dan PT United Tractors Tbk (UNTR).
Sedangkan Nico memilih saham PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT Bank Negara Indonesia (BBNI), serta PT Astra International Tbk (ASII).
Advertisement