Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bakal terkoreksi tipis selama sepekan ini. Meski demikian, Gerak IHSG pada perdagangan saham Senin (26/11/2018) ini diprediksi berpeluang menguat.
Menurut analis, laju IHSG pada hari ini akan diperdagangkan pada level 5.950-6.100. Diperkirakan tembus ke level 6.000, penguatan IHSG masih bersifat terbatas.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menjelaskan, katalis positif didapati dari nilai mata uang rupiah yang pergerakanya cukup stabil pada pekan ini. Sementara itu, investor diperkirakan akan melakukan aksi beli bersih (net buy) melihat harga saham tertentu menunjukan kecenderungan naik pada perdagangan hari ini.
Advertisement
Baca Juga
"Sentimen yang mempengaruhi yaitu rupiah masih stabil, dan besok investor asing saya prediksi akan net buy kembali setelah kemarin melakukan profit taking," ucapnya kepada Liputan6.com, Senin (26/11/2018).
Sedangkan kemarin, demikian dia, investor menguji level 6.000 akankah kuat untuk menjadi support baru atau tidak. Hal ini tentu wajar secara teknikal sebab setiap support dan resistance baru akan mengalami pengujian sekitar tiga sampai lima hari.
"Selain itu saya lihat ada aksi profit taking juga kemarin, jumlah nett sell kecil jadi bisa disimpulkan uptrend (potensi penguatan) masih akan berlanjut pada hari ini," ujarnya.
Di sisi lain, Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi Taulat memaparkan, secara teknikal, laju IHSG memang mengindikasikan optimisme pasar pada hari ini. Kondisi bullish pasar menurutnya akan mengerek IHSG naik pada pergerakan indeks.
Adapun Lanjar memperkirakan IHSG melaju ke zona hijau di kisaran support dan resistance yaitu antara 5.975-sampai dengan 6.055.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Saham Pilihan
Untuk saham rekomendasi hari ini, William menganjurkan saham-saham karya dan juga perbankan. Saham itu antara lain seperti PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Sementara itu, saham moncer menurut Lanjar adalah PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Tunas Baru Lampung Tbk (TLBA), PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP), serta PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Advertisement