Liputan6.com, Jakarta - Dari 10 emiten berkapitalisasi terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI), ada sejumlah kinerja pertumbuhan saham emiten tersebut melebihi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Berdasarkan data BEI, seperti ditulis Kamis (13/6/2019), laju IHSG hanya naik tipis 1,32 persen secara year to date (ytd) ke posisi 6.276,18 pada Rabu 12 Juni 2019.
Kinerja saham emiten kapitalisasi besar yang melebihi performa IHSG tersebut sebagian besar didominasi dari emiten bank. Adapun emiten kapitalisasi besar yang performa sahamnya tumbuh di atas IHSG antara lain PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).Â
Advertisement
Baca Juga
Mengutip data RTI, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang mencatatkan kapitalisasi pasar terbesar di BEI tumbuh 12,40 persen ke posisi Rp 29.225 per saham pada Rabu 12 Juni 2019. Sepanjang tahun berjalan 2019, saham BBCA berada di level tertinggi Rp 30.950 dan terendah Rp 25.575 per saham.
Transaksi saham BBCA pun ramai diperdagangkan. Total nilai transaksi Rp 51 triliun dengan frekuensi perdagangan 730.005 kali.
Kapitalisasi pasar saham BBCA tercatat Rp 713 triliun pada Rabu 12 Juni 2019, dan catatkan kapitalisasi pasar terbesar di BEI.
Selain itu, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tumbuh 15,03 persen sepanjang tahun berjalan 2019 ke posisi Rp 4.210 per saham. Saham BBRI sempat berada di level tertinggi Rp 4.730 dan terendah Rp 3.580 per saham. Nilai transaksi harian saham Rp 60,4 triliun. Total frekuensi perdagangan 957.604 kali.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatatkan kapitalisasi pasar terbesar kedua setelah BCA. Kapitalisasi pasar saham BBRI mencapai Rp 514 triliun pada 12 Juni 2019.
Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) naik 5,07 persen ke posisi Rp 3.940. Saham TLKM berada di level tertinggi Rp 4.090 per saham dan terendah Rp 3.480 per saham. Total nilai transaksi Rp 45,9 triliun dengan frekuensi perdagangan saham 884.065 kali.
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) mencatatkan kapitalisasi pasar saham terbesar keempat dengan nilai Rp 390 triliun.
Sementara itu, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) tumbuh 6,78 persen ke posisi Rp 7.875 per saham. Pada tahun berjalan 2019, saham BMRI sempat berada di level tertinggi Rp 8.125 per saham dan terendah Rp 6.650 per saham. Nilai transaksi harian saham Rp 48,6 triliun. Total frekuensi perdagangan saham 692.712 kali.
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) membukukan kapitalisasi pasar saham Rp 364 triliun pada 12 Juni 2019. Tercatat kapitalisasi pasar saham Bank Mandiri terbesar kelima di BEI.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, rata-rata emiten bank kapitalisasi besar catatkan performa saham positif ditunjang oleh kinerja fundamental. Hal itu didukung pertumbuhan aset, kredit dan rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) yang ditekan perbankan.
Contoh saja PT Bank Rakyat Indonesia Tbk mencatatkan pertumbuhan laba bersih 10,4 persen pada kuartal I 2019. Tercatat laba bersih konsolidasi sekitar Rp 8,2 triliun pada kuartal I 2019. Kredit BRI tumbuh 12,91 persen menjadi Rp 855,47 triliun. Aset perseroan tumbuh 14,35 persen menjadi Rp 1.279 triliun.
Selain itu, PT Bank Central Asia Tbk membukukan kenaikan laba bersih 10,1 persen menjadi Rp 6,1 triliun pada kuartal I 2019. Kredit BCA tumbuh 13,2 persen menjadi Rp 532 triliun selama kuartal I 2019.
"Kinerja fundamental positif juga buat pergerakan sektor saham keuangan positif di atas IHSG. Mampu menopang IHSG di tengah sentimen eksternal perang dagang," ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com.
Sedangkan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk membukukan saham berkinerja positif menurut Nafan ditopang dari ekspansi bisnis yang dilakukan perseroan. Apalagi didukung perkembangan konektivitas 4G dan broadband digital di Indonesia.
Sementara itu, Analis PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee menuturkan, kalau valuasi saham PT Bank Central Asia Tbk sudah agak mahal. Meski demikian, kinerja BCA positif mendorong harga saham BCA naik sehingga kapitalisasi pasar saham terus meningkat.
Update
Analis PT Panin Sekuritas, William Hartanto menilai, aksi beli investor asing turut menopang saham kapitalisasi besar. Aksi beli investor asing itu didorong dividen dan pertumbuhan kinerja emiten. Dari emiten kapitalisasi besar, William menilai kinerja PT Bank Rakyat Indonesia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk membukukan pertumbuhan baik.
PT Bank Mandiri Tbk mencatatkan laba bersih tumbuh 23,4 persen menjadi Rp 7,2 triliun pada kuartal I 2019. Kredit naik 12,4 persen menjadi Rp 790,5 triliun.
Sementara itu, Analis PT OSO Sekuritas, Sukarno Alatas menuturkan, penguatan saham emiten kapitalisasi besar didorong tahun politik yang secara historis tumbuh. Akan tetapi, sempat terjadi koreksi karena aksi jual pada Mei dan kondisi politik yang kurang kondusif.
"Tapi sekarang asing mulai kembali akumulasi beli maka mayoritas saham emiten kapitalisasi besar kembali menguat setelah sempat turun dalam," tutur dia.
William menilai saham emiten kapitalisasi besar masih menguat pada semester II 2019. Demikian juga prediksi Nafan. Ia merekomendasikan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk untuk dicermati pelaku pasar.
Sedangkan Sukarno memilih saham PT Bank Negara Indonesia Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Kinerja Saham Melemah
Sedangkan saham emiten kapitalisasi besar yang cenderung melemah antara lain saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) turun 8,89 persen ke posisi Rp 3.380 per saham.
Pada 2019, saham HMSP sempat berada di level tertinggi Rp 4.080 per saham dan terendah Rp 3.200 per saham.Nilai transaksi perdagangan saham Rp 9,6 triliun. Total frekuensi perdagangan saham 422.347 kali.
Kapitalisasi pasar saham HMSP tercatat Rp 393 triliun, dan berada di posisi ketiga terbesar di BEI.
Selain itu, saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) melemah 3,01 persen ke posisi Rp 45.000 per saham. Kapitalisasi pasar saham UNVR tercatat Rp 343 triliun, dan berada di posisi keenam terbesar di bei.
Saham PT Astra International Tbk (ASII) susut 8,5 persen ke posisi Rp 7.500 per saham pada 12 Juni 2019. ASII membukukan kapitalisasi pasar saham Rp 304 triliun, dan berada di posisi ketujuh.
Â
Advertisement
Selanjutnya
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatatkan penurunan saham sekitar 2,27 persen ke posisi Rp 8.600 per saham. Saham BBNI sempat mencapai level tertinggi Rp 10.250 dan terendah Rp 7.825 per saham.Nilai transaksi Rp 23,6 triliun dengan total frekuensi perdagangan saham 454.453 kali.
Saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) turun 4,6 persen ke posisi Rp 79.775 per saham. Saham GGRM sempat berada di level tertinggi Rp 100.975 dan terendah Rp 75.025 per saham. Nilai transaksi Rp 12,6 triliun dengan total frekuensi 387.832 kali.
Kapitalisasi pasar saham GGRM mencapai Rp 153 triliun, dan berada di posisi kesembilan.
Sementara itu, saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) susut 2,87 persen ke posisi Rp 10.150 per saham. Saham ICBP sempat berada di level tertinggi Rp 10.950 per saham dan terendah Rp 8.950 per saham. Nilai transaksi Rp 7,6 triliun dengan total frekuensi perdagangan saham 284.187 kali.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk membukukan kapitalisasi pasar saham Rp 118 triliun, dan berada di posisi 10 terbesar di BEI.