Liputan6.com, Jakarta - Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan level tertinggi tertinggi dalam lima tahun.
Berdasarkan data RTI, Selasa (22/1/2019), saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 0,99 persen ke posisi 28.000 per saham. Saham BBCA sempat berada di level tertinggi 28.100 per saham dan terendah 28.000 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 7.207 kali dengan nilai transaksi Rp 626,4 miliar.
Bila melihat data RTI, saham BBCA sentuh 28.100 merupakan level tertinggi dalam lima tahun yang diraih pada Selasa 22 Januari 2019. Sedangkan level terendah dalam lima tahun berada di kisaran 9.250 per saham pada 6 Desember 2013.
Advertisement
Baca Juga
Adapun kenaikan harga saham BBCA pada Selasa pekan ini mendorong kapitalisasi harga sahamnya mencapai Rp 683 triliun. BCA pun mencatatkan kapitalisasi pasar saham terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 22 Januari 2019.
Kemudian disusul PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mencatatkan kapitalisasi pasar saham Rp 460 triliun. Lalu PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) mencetak kapitalisasi pasar saham Rp 439 triliun. Disusul PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang mencatatkan kapitalisasi pasar saham Rp 396 triliun.
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) pun masuk lima besar kapitalisasi pasar terbesar di BEI. Tercatat kapitalisasi pasar saham PT Unilever Indonesia Tbk mencapai Rp 374 triliun.
Lalu kapitalisasi pasar saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) tercatat Rp 358 triliun. Selanjutnya PT Astra International Tbk (ASII) membukukan kapitalisasi pasar saham Rp 332 triliun. Disusul PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang mencetak kapitalisasi pasa rsaham Rp 171 triliun.
Lalu ada PT Gudang Garam Tbk (GGRM) yang mencatatkan kapitalisasi pasar saham Rp 159 triliun. Pada posisi 10, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) mecetak kapitalisasi pasar saham Rp 136 triliun.
Kapitalisasi pasar saham ini merupakan harga saham dikalikan jumlah saham yang beredar. Oleh karena itu, kapitalisasi pasar saham ini dapat berubah setiap hari.
Â
BCA Alokasikan Rp 5,2 Triliun buat Investasi Digital pada 2019
Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyediakan dana sekitar Rp 5,2 triliun untuk investasi digital banking di 2019. Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk pengembangan ATM, server serta EDC agar menyamai laju pengembangan fintech di Indonesia.
"Banyak, tapi termasuk ATM, EDC, sekitar Rp 5,2 triliun tahun depan. Enggak kalah sama fintech. Untuk yang sudah ada di manintenance, pengembangan nambah EDC, ATM, server," ujar Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmaja di JCC Senayan, Jakarta, Selasa 27 November 2018.
Jahja mengatakan, BCA juga akan melakukan transformasi aplikasi yang saat ini belum menggunakan QR (Quick Response) code. Sehingga ke depan, lebih digital dan tingkat kepatuhan terhadap penggunaan QR code meningkat.
"Kemudian transformasi dari aplikasi kita kan yang lama belum ada QR sekarang ada transformasi supaya lebih digital dan complience. Risiko itu harus diinvstasikan, dijaga supaya tetap compli dan sesuai ketentuan," ujar dia.
Jahja menambahkan, tahun ini pihaknya sebenarnya sudah mencanangkan penggunaan QR code untuk tranfer dana. Di mana pedagang di sosial media dapat melakukan transfer sebesar Rp 100 juta per hari.
"Kita habis perkenalkan QR untuk meudahkan orang transfer dan bisa sampai Rp 100 juta per hari. Buat yang jualan IG, FB, itu gampang enggak perlu ketik nomor rekening kan takut salah, dengan QR bisa jalan," tutur Jahja.
"Ini perlu disosialisasi saya kira, produk baru enggak boleh dalam waktu dekat bersamaan kita keluarkan. Yang penting educate customer, yang penting kesulitan kita punya melalui halo BCA bisa support bantu beri penjelasan edukasi nasabah," kata dia.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement