Usai Berada di Zona Hijau, IHSG Ditutup Melemah ke 6.206,19

Pada penutupan perdagangan saham Senin(23/9/2019), IHSG melemah 25,27 poin atau 0,41 persen ke level 6.206,19.

oleh Septian Deny diperbarui 23 Sep 2019, 16:09 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2019, 16:09 WIB
Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan bursa saham 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan awal pekan ini. Dari 10 sektor pembentuk IHSG, Sebagian besar berada di zona merah.

Pada penutupan perdagangan saham Senin(23/9/2019), IHSG melemah 25,27 poin atau 0,41 persen ke level 6.206,19. Sementara itu, indeks saham LQ45 juga melemah 0,41 persen ke posisi 976,77.

Sebanyak 275 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sementara 143 saham menguat dan 146 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 486.317 kali dengan volume perdagangan 15,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,7 triliun.

Investor asing jual saham Rp 263,2 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.085.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, sebagian besar berada di zona merah. Hanya ada dua sektor yang menguat yaitu sektor aneka industri yang menguat 0,6 persen dan sektor keuangan yang naik 0,03 persen.

Sementara pelemahan terdalam dialami sektor industri dasar yang anjlok 1,72 persen. Kemudian disusul sektor konstruksi yang turun 1,65 persen dan sektor manufaktur turun 0,62 persen.

Saham-saham yang melemah sehingga menekan IHSG antara lain YELO yang turun 17,61 persen ke Rp 145 per saham, FILM turun 15,87 persen ke Rp 350 per saham dan PORT turun 15,20 persen ke Rp 530 per saham.

Sementara saham-saham yang menguat antara lain OPMS naik 68,89 persen ke Rp 228 per saham, AHAP naik 34,67 persen ke Rp 101 per saham dan OKAS naik 25 persen ke Rp 270 per saham.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tak Sesuai Prediksi

20161110-Hari-ini-IHSG-di-buka-menguat-di-level-5.444,04-AY2
Suasana kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11). Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 181 saham menguat, 39 saham melemah, 63 saham stagnan, dan sisanya belum diperdagangkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan bergerak menguat pada perdagangan saham hari ini. Dari eksternal, negosiasi dagang AS-China menjadi sentimen positif bagi laju indeks.

"Angin segar datang dari negosiasi dagang antara China dan Amerika Serikat yang rencananya akan bernegosiasi bulan depan," tutur Analis PT Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan di Jakarta, Senin (23/9/2019).

Adapun pada hari ini pihaknya memproyeksi IHSG akan ditransaksikan di zona hijau pada rentang support 6.190-6.210 dan resistance 6.254-6.278. 

Sementara itu, dari sisi teknikal, IHSG masih menunjukkan pola konsolidasi dengan potensi kenaikan yang mulai terlihat membesar. Ini disebabkan suppport teruji terlihat cukup kuat dipertahankan.

"Selain memang beberapa sentimen global kami lihat cukup positif untuk mendorong penguatan IHSG," ujar Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya.

Untuk itu, pihaknya memperkirakan IHSG berpotensi naik dengan diperdagangkan pada kisaran support 6.187 dan resistance 6.372.

Dari sisi saham rekomendasi, sejumlah saham BUMN menurutnya menarik untuk dikoleksi di pasar saham. Itu seperti PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).

Sedangkan Dennies justru mencermati sejumlah saham pertambangan yaitu saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), serta saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP).  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya