Saham adalah: Panduan Lengkap untuk Investor Pemula

Pelajari apa itu saham, jenis-jenisnya, cara berinvestasi, keuntungan dan risikonya. Panduan lengkap saham untuk investor pemula.

oleh Ayu Isti Prabandari diperbarui 06 Feb 2025, 14:42 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2025, 14:42 WIB
saham adalah
saham adalah ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Saham merupakan salah satu instrumen investasi yang populer di pasar modal. Bagi investor pemula, memahami konsep dasar saham sangatlah penting sebelum mulai berinvestasi. Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang apa itu saham, jenis-jenisnya, cara kerjanya, keuntungan dan risikonya, serta tips-tips penting untuk investor pemula.

Pengertian Saham

Saham adalah bukti kepemilikan atas sebagian kecil dari suatu perusahaan. Ketika Anda membeli saham, Anda secara tidak langsung menjadi pemilik sebagian kecil dari perusahaan tersebut sesuai dengan jumlah saham yang Anda miliki. Saham diterbitkan oleh perusahaan sebagai cara untuk mendapatkan modal tambahan guna mengembangkan bisnisnya.

Dalam bahasa Arab, saham berasal dari kata musahamah yang artinya "bagian kepemilikan". Ini mencerminkan hakikat saham sebagai bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Semakin banyak saham yang Anda miliki, semakin besar pula porsi kepemilikan Anda atas perusahaan tersebut.

Sebagai pemegang saham, Anda memiliki hak untuk:

  • Mendapatkan dividen (pembagian keuntungan perusahaan)
  • Menghadiri dan memberikan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
  • Mendapatkan laporan keuangan perusahaan secara berkala
  • Menjual saham Anda kepada pihak lain

Nilai saham dapat berfluktuasi sesuai dengan kinerja perusahaan dan kondisi pasar. Jika perusahaan berkinerja baik, nilai sahamnya cenderung naik. Sebaliknya, jika kinerja perusahaan menurun, nilai saham bisa turun.

Jenis-Jenis Saham

Terdapat beberapa jenis saham yang perlu Anda ketahui:

1. Saham Biasa (Common Stock)

Saham biasa adalah jenis saham yang paling umum diperdagangkan di pasar modal. Pemegang saham biasa memiliki hak suara dalam RUPS dan berhak atas pembagian dividen jika perusahaan memperoleh laba. Namun, pemegang saham biasa memiliki risiko lebih tinggi karena mereka adalah yang terakhir mendapatkan pembayaran jika perusahaan mengalami kebangkrutan.

2. Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham preferen memberikan hak istimewa kepada pemegangnya. Pemegang saham preferen mendapatkan prioritas dalam pembagian dividen dan pembayaran aset jika perusahaan dilikuidasi. Namun, pemegang saham preferen biasanya tidak memiliki hak suara dalam RUPS.

3. Saham Treasuri (Treasury Stock)

Saham treasuri adalah saham yang telah diterbitkan namun dibeli kembali oleh perusahaan. Saham ini tidak memiliki hak suara dan tidak diperhitungkan dalam pembagian dividen.

4. Blue Chip Stocks

Blue chip stocks adalah saham perusahaan besar dan mapan yang memiliki reputasi baik, kinerja keuangan yang stabil, dan secara konsisten membagikan dividen. Saham-saham ini dianggap sebagai investasi yang relatif aman dan sering menjadi pilihan investor konservatif.

5. Growth Stocks

Growth stocks adalah saham perusahaan yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi. Perusahaan-perusahaan ini biasanya menginvestasikan kembali sebagian besar labanya untuk ekspansi bisnis, sehingga jarang membagikan dividen.

6. Value Stocks

Value stocks adalah saham yang diperdagangkan dengan harga lebih rendah dibandingkan nilai intrinsiknya. Investor value mencari saham-saham yang menurut mereka undervalued dengan harapan harganya akan naik di masa depan.

Cara Kerja Pasar Saham

Pasar saham adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli saham. Di Indonesia, perdagangan saham terpusat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berikut adalah proses sederhana bagaimana pasar saham bekerja:

  1. Penerbitan Saham: Perusahaan menerbitkan saham melalui proses Initial Public Offering (IPO) untuk mendapatkan modal.
  2. Pencatatan di Bursa: Setelah IPO, saham perusahaan dicatatkan di bursa efek.
  3. Perdagangan Saham: Investor dapat membeli atau menjual saham melalui broker atau platform trading online.
  4. Penentuan Harga: Harga saham ditentukan oleh permintaan dan penawaran di pasar.
  5. Transaksi: Ketika ada kesesuaian harga antara penjual dan pembeli, transaksi terjadi.
  6. Penyelesaian: Proses serah terima saham dan pembayaran diselesaikan dalam waktu tertentu (biasanya T+2).

Pasar saham dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi ekonomi, kinerja perusahaan, kebijakan pemerintah, dan sentimen investor. Fluktuasi harga saham mencerminkan perubahan dalam faktor-faktor tersebut.

Keuntungan Berinvestasi Saham

Investasi saham menawarkan beberapa keuntungan potensial:

1. Capital Gain

Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih antara harga beli dan harga jual saham. Misalnya, jika Anda membeli saham seharga Rp1.000 per lembar dan menjualnya saat harganya naik menjadi Rp1.500, Anda mendapatkan capital gain sebesar Rp500 per lembar.

2. Dividen

Dividen adalah bagian dari laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Tidak semua perusahaan membagikan dividen, tetapi bagi yang melakukannya, ini bisa menjadi sumber pendapatan pasif bagi investor.

3. Kepemilikan Perusahaan

Dengan membeli saham, Anda menjadi bagian pemilik perusahaan. Ini memberi Anda hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan perusahaan melalui hak suara dalam RUPS.

4. Likuiditas Tinggi

Dibandingkan dengan beberapa jenis investasi lain seperti properti, saham umumnya memiliki likuiditas yang lebih tinggi. Anda bisa menjual saham dengan cepat saat membutuhkan dana.

5. Potensi Pertumbuhan Jangka Panjang

Secara historis, pasar saham telah menunjukkan tren pertumbuhan jangka panjang yang positif, meskipun ada fluktuasi jangka pendek.

Risiko Investasi Saham

Meskipun menawarkan potensi keuntungan yang menarik, investasi saham juga memiliki risiko yang perlu dipertimbangkan:

1. Risiko Pasar

Harga saham dapat berfluktuasi karena berbagai faktor eksternal seperti kondisi ekonomi, situasi politik, atau sentimen pasar global. Fluktuasi ini bisa mengakibatkan nilai investasi Anda turun.

2. Risiko Likuiditas

Beberapa saham, terutama saham perusahaan kecil atau yang jarang diperdagangkan, mungkin sulit untuk dijual dengan cepat tanpa mengurangi harganya secara signifikan.

3. Risiko Perusahaan

Kinerja buruk perusahaan, manajemen yang tidak efektif, atau masalah keuangan dapat menyebabkan penurunan nilai saham.

4. Risiko Inflasi

Jika tingkat inflasi lebih tinggi dari tingkat pengembalian investasi saham Anda, daya beli dari investasi tersebut akan berkurang.

5. Risiko Psikologis

Emosi seperti ketakutan atau keserakahan dapat mendorong investor untuk membuat keputusan yang tidak rasional, seperti menjual saham saat harganya turun atau membeli terlalu banyak saat harganya naik.

Cara Berinvestasi Saham

Berikut adalah langkah-langkah umum untuk mulai berinvestasi di saham:

1. Persiapan Awal

  • Pelajari dasar-dasar investasi saham
  • Tentukan tujuan investasi dan toleransi risiko Anda
  • Siapkan dana yang akan diinvestasikan

2. Buka Rekening Efek

  • Pilih perusahaan sekuritas yang terdaftar di OJK
  • Siapkan dokumen yang diperlukan (KTP, NPWP, dll)
  • Isi formulir pembukaan rekening
  • Lakukan setoran awal

3. Pilih Saham

  • Lakukan riset tentang perusahaan yang sahamnya ingin Anda beli
  • Analisis laporan keuangan dan prospek bisnis perusahaan
  • Pertimbangkan faktor-faktor seperti industri, manajemen, dan posisi pasar

4. Lakukan Transaksi

  • Tentukan jumlah lot yang ingin dibeli (1 lot = 100 lembar saham)
  • Masukkan order beli melalui platform trading
  • Tunggu sampai order Anda match dengan penjual

5. Pantau Investasi

  • Secara rutin periksa kinerja saham yang Anda miliki
  • Ikuti perkembangan perusahaan dan industri terkait
  • Lakukan penyesuaian portofolio jika diperlukan

Analisis Saham

Ada dua pendekatan utama dalam menganalisis saham:

1. Analisis Fundamental

Analisis fundamental fokus pada faktor-faktor intrinsik yang mempengaruhi nilai perusahaan. Ini melibatkan:

  • Analisis laporan keuangan (neraca, laporan laba rugi, arus kas)
  • Evaluasi rasio keuangan (P/E ratio, PBV, ROE, dll)
  • Penilaian model bisnis dan strategi perusahaan
  • Analisis industri dan kondisi ekonomi makro

Tujuan analisis fundamental adalah menentukan nilai intrinsik saham dan membandingkannya dengan harga pasar saat ini.

2. Analisis Teknikal

Analisis teknikal berfokus pada pola pergerakan harga saham dan volume perdagangan. Metode ini menggunakan grafik dan indikator statistik untuk memprediksi pergerakan harga di masa depan. Beberapa alat analisis teknikal meliputi:

  • Moving averages
  • Relative Strength Index (RSI)
  • Bollinger Bands
  • Candlestick patterns

Banyak investor menggunakan kombinasi analisis fundamental dan teknikal untuk membuat keputusan investasi yang lebih komprehensif.

Tips Investasi Saham untuk Pemula

Berikut beberapa tips penting bagi investor pemula:

1. Mulai dengan Dana yang Anda Siap Kehilangan

Jangan menginvestasikan uang yang Anda butuhkan untuk kebutuhan sehari-hari atau dana darurat. Mulailah dengan jumlah yang Anda siap kehilangan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

2. Diversifikasi Portofolio

Jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang. Diversifikasi investasi Anda ke berbagai sektor dan jenis saham untuk mengurangi risiko.

3. Investasi Jangka Panjang

Pasar saham bisa sangat fluktuatif dalam jangka pendek. Adopsi strategi investasi jangka panjang untuk mengurangi dampak fluktuasi harian.

4. Terus Belajar

Pasar saham selalu berubah. Teruslah belajar dan mengikuti perkembangan terbaru di dunia investasi.

5. Kendalikan Emosi

Jangan biarkan ketakutan atau keserakahan mendikte keputusan investasi Anda. Tetap objektif dan berbasis data dalam mengambil keputusan.

6. Gunakan Stop Loss

Tetapkan batas kerugian (stop loss) untuk setiap investasi Anda. Ini akan membantu membatasi potensi kerugian jika harga saham turun drastis.

7. Jangan Mencoba Timing the Market

Sangat sulit untuk secara konsisten memprediksi kapan pasar akan naik atau turun. Strategi seperti dollar cost averaging bisa menjadi alternatif yang lebih aman.

Regulasi Pasar Saham di Indonesia

Pasar saham di Indonesia diatur oleh beberapa lembaga dan peraturan:

1. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

OJK adalah lembaga independen yang mengawasi dan mengatur seluruh kegiatan di sektor jasa keuangan, termasuk pasar modal. OJK bertanggung jawab untuk melindungi kepentingan konsumen dan menjaga stabilitas sistem keuangan.

2. Bursa Efek Indonesia (BEI)

BEI adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek. BEI juga menetapkan peraturan mengenai pencatatan, perdagangan, dan keanggotaan bursa.

3. Undang-Undang Pasar Modal

UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah landasan hukum utama yang mengatur kegiatan di pasar modal Indonesia. Undang-undang ini mengatur tentang kelembagaan, mekanisme transaksi, dan perlindungan investor.

4. Peraturan OJK

OJK mengeluarkan berbagai peraturan yang lebih spesifik terkait pasar modal, seperti aturan tentang penawaran umum, pelaporan perusahaan publik, dan tata kelola perusahaan yang baik.

Saham Syariah

Saham syariah adalah saham dari perusahaan yang operasionalnya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Beberapa karakteristik saham syariah:

  • Perusahaan tidak bergerak dalam bidang yang dilarang syariah (seperti alkohol, perjudian, dll)
  • Rasio utang berbasis bunga terhadap total aset tidak lebih dari 45%
  • Pendapatan non-halal tidak lebih dari 10% dari total pendapatan

Di Indonesia, saham syariah terdaftar dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan oleh OJK. Investor yang ingin berinvestasi sesuai prinsip syariah dapat memilih saham-saham yang termasuk dalam DES.

Pertanyaan Seputar Saham

1. Berapa modal minimal untuk mulai investasi saham?

Di Indonesia, Anda bisa mulai dengan membeli 1 lot (100 lembar) saham. Harga 1 lot tergantung pada harga saham per lembar. Beberapa sekuritas online memungkinkan Anda untuk mulai dengan setoran awal sekitar Rp100.000.

2. Apakah investasi saham aman?

Seperti semua investasi, saham memiliki risiko. Namun, dengan strategi yang tepat dan manajemen risiko yang baik, investasi saham bisa menjadi cara yang efektif untuk membangun kekayaan jangka panjang.

3. Bagaimana cara mendapatkan dividen?

Untuk mendapatkan dividen, Anda harus memiliki saham perusahaan yang membagikan dividen pada tanggal yang ditentukan (biasanya disebut cum date). Dividen akan otomatis masuk ke rekening efek Anda.

4. Apakah ada pajak untuk investasi saham?

Ya, ada beberapa jenis pajak terkait investasi saham di Indonesia:

- Pajak transaksi penjualan saham sebesar 0,1% dari nilai transaksi

- Pajak dividen sebesar 10% untuk wajib pajak dalam negeri

- Pajak capital gain yang dimasukkan dalam perhitungan pajak penghasilan tahunan

5. Bagaimana cara memilih saham yang baik?

Tidak ada cara pasti untuk memilih saham "terbaik", tetapi beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan meliputi:

- Kinerja keuangan perusahaan

- Prospek industri

- Kualitas manajemen

- Valuasi saham

- Tren pertumbuhan

Kesimpulan

Saham adalah instrumen investasi yang menawarkan potensi keuntungan menarik, namun juga disertai dengan risiko. Bagi investor pemula, penting untuk memahami konsep dasar saham, cara kerjanya, serta keuntungan dan risikonya sebelum mulai berinvestasi. Dengan pengetahuan yang cukup, strategi yang tepat, dan manajemen risiko yang baik, investasi saham bisa menjadi alat yang efektif untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang Anda.

Ingatlah bahwa investasi saham membutuhkan kesabaran, disiplin, dan pembelajaran yang berkelanjutan. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional keuangan jika Anda memerlukan panduan lebih lanjut. Selamat berinvestasi!

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya