Bursa Saham AS Melonjak Tajam Efek Stimulus The Fed

Pasar saham AS naik pada perdagangan Kamis

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 10 Apr 2020, 06:31 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2020, 06:30 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Director of Trading Floor Operations Fernando Munoz (kanan) saat bekerja dengan pialang Robert Oswald di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks saham AS naik tajam pada hari Kamis, membungkus keuntungan besar minggu ini. Ini terjadi setelah Federal Reserve merinci sekumpulan program untuk mendukung perekonomian dari pandemi Virus corona.

Dikutip dari laman CNBC, Jumat (10/4/2020), S&P 500 naik 1,5 persen ditutup pada 2.789,82 sementara Dow Jones Industrial Average naik 285,80 poin, atau 1,2 persen, menjadi 23.719,37. Nasdaq Composite ditutup naik 0,8 persen lebih tinggi pada 8.153,58. Pasar saham AS akan ditutup pada Jumat karena Jumat Agung.

Untuk minggu ini, S&P 500 melonjak 12,1 persen. Itu adalah kenaikan satu minggu terbesar sejak 1974, ketika rally lebih dari 14 persen. Nasdaq memiliki minggu terbaik sejak 2009, melonjak 10,6 persen. Dow melonjak lebih dari 12 persen dan mencatat keuntungan mingguan terbesarnya yang tercatat.

"Ini merupakan minggu yang kuat di ekuitas dan mungkin karena alasan yang baik," kata Terry Sandven, kepala strategi ekuitas di Bank Wealth Management AS.

"Banyak saham secara luas dianggap berada dalam kondisi jenuh jual, dan kemudian Anda mendapatkan bantuan kebijakan dari The Fed terkait kebijakan fiskal," tambahnya.

 


Belum Terlalu Tinggi

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis Michael Pistillo (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

"Itu jelas membantu sentimen, tetapi kami masih merasa sulit untuk menjadi terlalu bullish ketika durasi COVID-19 tetap tidak diketahui," tambah Sandven.

The Fed mengumumkan sejumlah program, termasuk pinjaman yang diarahkan untuk usaha kecil dan menengah, yang akan berjumlah hingga USD 2,3 triliun. Bank sentral juga memberikan rincian lebih lanjut tentang rencananya untuk membeli investment-grade dan bahkan obligasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya