BEI dan OJK Sinergi Tingkatkan Jumlah dan Kualitas Investor di Pasar Modal

BEI dan OJK pada 2015 lalu meluncurkan program nasional Yuk Nabung Saham

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 28 Jul 2020, 13:30 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2020, 13:30 WIB
20151102-IHSG-Masih-Berkutat-di-Zona-Merah-Jakarta
Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi mengatakan, pihaknya terus bersinergi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar bisa mencetak investor baru dengan jumlah besar namun berkualitas. Oleh karenanya, hal pertama yang ia tekatkan yakni memastikan akses kepada pasar modal bersifat inklusif.

"Inklusif kemudian memaksa kami berinovasi untuk membuat dan membuka selebar-lebarnya kesempatan partisipatif dari seluruh masyarakat. Jadi aksesibilitas kita tingkatkan," ungkapnya dalam sesi webinar, Selasa (28/7/2020).

Sebagai contoh, ia menuturkan, BEI dan OJK pada 2015 lalu meluncurkan program nasional Yuk Nabung Saham. Lewat program tersebut, bursa dan pihak otoritas ingin mengubah masyarakat yang tadinya cenderung menabung (saving society) menjadi gemar berinvestasi (investing society).

"Bahkan misalnya untuk menjadi investor di pasar modal yang semula membutuhkan modal awal cukup tinggi, sekarang misalnya dengan uang Rp 100 ribu saja teman-teman calon investor terutama yang muda dapat menjadi investor baru di pasar modal," kata Hasan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Sosialisasi ke Berbagai Daerah

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Kemudian, ia melanjutkan, BEI dan OJK tidak mau pelaku saham hanya berpusat di Jakarta dan Jawa saja. Kedua pihak kemudian rajin melakukan sosialisasi edukasi ke berbagai daerah untuk menarik partisipasi masyarakat menjadi investor ritel.

"Kami bersama OJK, kantor-kantor perwakilan, galeri investasi di kampus itu menyebar hampir ke seluruh daerah di Indonesia untuk melakukan sosialisasi edukasi ini. Sehingga terlihat on track, selain inklusif penyebarannya juga dapat tercapai tidak hanya bertumbuh di Jawa," tuturnya.

 


Dilema OJK

Ilustrasi OJK
Ilustrasi OJK (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Hasan menyampaikan, saat ini pihaknya bersama OJK tengah dibenturkan untuk memilih antara meningkatkan jumlah investor baru atau menggodok kualitasnya. Tapi, ia menyatakan keduanya tidak ingin terjebak dalam dikotomi hal tersebut.

"Kita tidak ingin mempertentangkan peningkatan jumlah dengan aspek peningkatan kualitas. Jadi kita ingin menjaga agar kedua-duanya sejalan, sehingga investor kita bertambah jumlahnya, tapi di lain sisi itu tetap jadi investor berkualitas. Quality and quantity at the very same time," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya