Morgan Stanley Turunkan Peringkat MSCI Indonesia, Investor Harus Bagaimana?

Morgan Stanley belum lama ini mengumumkan perubahan peringkat MSCI Indonesia.

oleh Pipit Ika Ramadhani Diperbarui 25 Feb 2025, 18:12 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2025, 18:12 WIB
Morgan Stanley
Morgan Stanley (Foto: nypost.com)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Morgan Stanley belum lama ini mengumumkan perubahan peringkat MSCI Indonesia. Dalam publikasi terbarunya, Morgan Stanley menurunkan MSCI Indonesia dari Equal Weight (EW) ke Underweight (UW).

Keputusan ini didasarkan pada perubahan tren Return on Equity (ROE) yang kini lebih menguntungkan China akibat pemulihan harga saham di sektor-sektor dengan bobot tinggi, sementara Indonesia menghadapi tantangan pertumbuhan ekonomi.

Pengamat pasar Modal sekaligus Founder Stocknow.id, Hendra Wardhana menjelaskan, revisi peringkat MSCI Indonesia oleh Morgan Stanley dari Equal Weight (EW) menjadi Underweight (UW) menjadi salah satu penyebab utama pelemahan indeks harga saham gabungan (IHSG).

“Morgan Stanley menyoroti penurunan Return on Equity (ROE) emiten-emiten Indonesia akibat prospek pertumbuhan ekonomi domestik yang melemah. Hal ini membuat investor asing cenderung mengurangi eksposur mereka di pasar saham Indonesia,” ujar Hendra kepada Liputan6.com, Selasa (25/2/2025).

Di tengah tekanan yang semakin kuat, investor mulai mencari alternatif investasi yang lebih defensif.

Menurut Hendra, saham sektor consumer goods menjadi salah satu pilihan menarik, terutama menjelang bulan Ramadhan yang diperkirakan akan meningkatkan konsumsi domestik.

“Saham Indofood CBP (ICBP) dengan target harga Rp 12.200 dinilai memiliki potensi pertumbuhan yang stabil, didukung oleh peningkatan konsumsi selama periode Ramadhan,” ujar Hendra.

Selain itu, saham emiten komoditas emas seperti J Resources Asia Pasifik (PSAB) juga mulai menarik perhatian.

“Emas sering kali menjadi aset lindung nilai di tengah ketidakpastian global. Dengan target harga Rp 310, saham PSAB berpotensi menarik bagi investor yang mencari perlindungan terhadap volatilitas pasar,” tambah Hendra.

 

 

Morgan Stanley Tingkatkan MSCI China, Turunkan Indonesia

Akhir Pekan IHSG Ditutup Menguat
Beralih ke bursa asing, bursa saham Asia dominan lesu. Sedangkan bursa saham Eropa semuanya melemah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Morgan Stanley telah meningkatkan peringkat MSCI China dari Underweight (UW) ke Equal Weight (EW) dan menurunkan MSCI Indonesia dari Equal Weight (EW) ke Underweight (UW).

Keputusan ini didasarkan pada perubahan tren Return on Equity (ROE) yang kini lebih menguntungkan China akibat pemulihan harga saham di sektor-sektor dengan bobot tinggi, sementara Indonesia menghadapi tantangan pertumbuhan ekonomi.

Dalam analisis terbarunya, Morgan Stanley menaikkan target indeks Hang Seng untuk Desember 2025 menjadi 24.000, meningkat 4% dari posisi saat ini.

Target MSCI China juga naik 4%, sementara indeks CSI 300 A Share dipertahankan di 4.200 (+7%). Target MSCI Emerging Markets (EM) juga direvisi naik menjadi 1.200 (+5%), mencerminkan dampak dari peningkatan peringkat China serta prospek stabil bagi mata uang pasar berkembang (EMFX).

ROE China Mulai Membaik, Indonesia Mengalami Penurunan

Setelah mengalami tren penurunan selama lebih dari satu dekade, ROE MSCI China menunjukkan tanda-tanda pemulihan sejak pertengahan tahun lalu. Perbaikan ini lebih disebabkan oleh faktor mikro, seperti pemulihan harga saham sektor tertentu dan dampak dari tren teknologi kecerdasan buatan (AI) yang meningkatkan prospek monetisasi bagi e-commerce dan sektor internet.

Sebaliknya, ROE Indonesia menunjukkan momentum penurunan akibat melemahnya pertumbuhan ekonomi domestik, yang berdampak pada sektor-sektor siklikal. Para analis Morgan Stanley memperkirakan tekanan ini akan terus berlanjut dalam jangka pendek dan lebih menyarankan eksposur di pasar ASEAN lainnya.

 

Faktor Geopolitik Menguntungkan China

China Longgarkan Pembatasan Covid-19, Aktivitas Bisnis Kembali Dibuka
Warga yang memakai masker melintasi persimpangan di Beijing, China, Jumat (2/12/2022). Lebih banyak kota melonggarkan pembatasan, memungkinkan pusat perbelanjaan, supermarket, dan bisnis lainnya dibuka kembali menyusul protes akhir pekan lalu di Shanghai dan daerah lain di mana beberapa orang menyerukan Presiden Xi Jinping untuk mengundurkan diri. (AP Photo/Ng Han Guan)... Selengkapnya

Morgan Stanley juga mencatat bahwa faktor geopolitik, termasuk konflik Ukraina-Rusia serta kebijakan perdagangan AS yang lebih lunak terhadap China, telah menurunkan risiko ekuitas China.

Kebijakan terbaru yang lebih mendukung sektor swasta diperkirakan akan mengurangi hambatan investasi dan meningkatkan daya tarik saham China dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan.

Namun, meskipun ekuitas risiko China menurun, Morgan Stanley memperingatkan bahwa valuasi saat ini masih tinggi. MSCI China kini diperdagangkan pada 10,0 kali harga terhadap laba (price-to-earnings ratio), dengan diskon 7% terhadap rata-rata pasar berkembang.

Dampak terhadap Investor

Morgan Stanley memperkirakan bahwa perubahan dalam premi risiko ekuitas China akan menjadi faktor utama dalam pergerakan pasar. Selain itu, kemungkinan adanya kebijakan baru untuk mendukung pasar saham domestik China, seperti intervensi tim nasional (National Team) dan pembatasan ekspor, dapat menjadi tantangan bagi saham di pasar A-share China.

Keputusan untuk menaikkan peringkat MSCI China dan menurunkan Indonesia mencerminkan perubahan signifikan dalam lanskap investasi Asia, dengan investor disarankan untuk lebih berhati-hati dalam menyikapi perkembangan pasar global.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya