IHSG Ambruk di Bawah 5.000 Akibat Pengumuman PSBB Jakarta

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau amblas pada pembukaan perdagangan Kamis pekan ini.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 10 Sep 2020, 10:50 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2020, 10:40 WIB
IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Pengunjung mengambil foto layar indeks harga saham gabungan yang menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Sebelumnya, Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin.(Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau amblas pada pembukaan perdagangan Kamis pekan ini. IHSG merosot ke level psikologis 4.000.

Pada awal perdagangan Kamis (10/9/2020), IHSG terjun 154,7 poin atau 2,99 persen ke posisi 4.988,33. Sementara indeks saham LQ45 juga melemah 5 persen ke posisi 863,12.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, ketidakpastian indeks ini dipengaruhi oleh pengumuman kembali diberlakukannya PSBB oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies BAswedan.

“Berdasarkan indeks, sampai dengan kemarin karena hari ini indeks masih ada ketidakpastian akibat daripada announcement Gubernur DKI tadi malam. Sehingga pagi tadi indeks sudah di bawah 5.000,” kata Menko Airlangga dalam Rakornas KADIN Indonesia, Kamis (10/9/2020).

Menilik pada krisi sebelumnya, Airlangga melihat perbandingan serta kondisi kontraksi dengan krisis saat ini. Dimana pada krisi 1998, perekonomian terkontraksi hingga 5 kuartal.

Selain Asia, ekonomi negara lain saat itu masih baik. Sehingga mampu menarik Indonesia keluar dari krisis. Meski dijelaskan Airlangga, bahwa krisis saat itu memang berlangsung cukup panjang.

“Kemudian kalau kita lihat kedalaman dari segi harga saham itu dari indeks 700-an baru kembali itu dalam waktu 7-8 tahun. Kemudian untuk krisis global di tahun 2008 itu butuh 2 tahun untuk kembali pada indeks semula di sekitar 2.800,” kata Menko.

“Namun kita juga harus melihat bahwa gas dan rem ini, kalau digas atau direm mendadak itu, tentu kita harus menjaga kepercayaan dan confident daripada publik. Karena ekonomi ini tidak semuanya faktor fundamental, tetapi juga ada faktor sentimen. Terutama untuk di sektor capital market,” pungkas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Anjlok 2,99 Persen, IHSG Terjun Bebas ke Level 4.988,33

20161110-Hari-ini-IHSG-di-buka-menguat-di-level-5.444,04-AY2
Suasana kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11). Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 181 saham menguat, 39 saham melemah, 63 saham stagnan, dan sisanya belum diperdagangkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) amblas pada pembukaan perdagangan Kamis pekan ini. IHSG merosot ke level psikologis 4.000. 

Pada awal perdagangan Kamis (10/9/2020), IHSG terjun 154,7 poin atau 2,99 persen ke posisi 4.988,33. Sementara indeks saham LQ45 juga melemah 5 persen ke posisi 863,12.

Di awal perdagangan ini, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 5.084,48. Sedangkan terendah 4.659,09.

Sebanyak 265 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sedangkan 38 saham menguat dan 69 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham 74.759 kali dengan volume perdagangan 980,2 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 1 triliun.

Tercatat, investor asing menjual saham di pasar regular mencapai Rp 54,45 miliar. Sedangkan nilai tukar rupiah berada di 14.760 per dolar AS.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG semua berada di zona merah. Pelemahan dipimpin sektor aneka industri yang turun 5,65 persen, sektor industri dasar melemah 4,99 persen, dan sektor keuangan melemah 4,65 persen.

Saham-saham IHSG yang menguat antara lain, ROCK naik 25 persen ke Rp 1.675 per lembar saham. Kemudian HOMI naik 24,74 persen ke Rp 474 per saham dan SOHO naik 24,73 ke Rp 3.530 per saham

Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain UCID turun 7 persen ke Rp 1.395 per lembar saham, PEHA yang turun 7 persen ke Rp 1.395 per lembar saham dan PANR turun 7 persen ke Rp 93 per saham. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya