Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia (BSI) dengan kode saham BRIS resmi diperkenalkan pada pembukaan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (4/2/2021).
Setelah dikenalkan, emiten dengan kode saham BRIS ini tercatat meraih kinerja positif, salah satunya dengan kenaikan harga saham per lembar hingga 5 kali lipat.Â
"Harga saham BRIS pada saat IPO (Initial Public Offering) itu sebesar Rp 510, sedangkan per tanggal 3 Februari 2021 kemarin, harga di bursa mencapai Rp 2.750. Artinya, harga saham ini naik sekitar 5 kali lipat dibanding saat IPO," ujar Direktur Utama BSI Hery Gunardi dalam Index Debut PT BSI.Â
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, Hery mengungkapkan kapitalisasi pasar BRIS naik dari yang saat IPO hanya sebesar Rp 4,96 triliun menjadi Rp 112,8 triliun per 3 Februari 2021.
Hery menambahkan, BSI akan menjadi bank peringkat ke-7 di Indonesia berdasarkan total aset. Sebagai bank hasil penggabungan, per Desember 2020 lalu, BRIS memiliki total aset sebesar Rp 240 triliun, total pembiayaan sebesar Rp 157 triliun, total dana pihak ketiga mencapai Rp 210 triliun serta total modal inti sebesar Rp 22,60 triliun.
"Bank syariah Indonesia juga memiliki lebih dari 1.200 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dan kurang lebih 20.000 karyawan," kata dia.
Â
Reporter: Athika Rahma
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
BSI Bakal Jadikan RI Pusat Keuangan Syariah Dunia
Oleh karena itu, kehadiran bank ini sangat penting bagi perjalanan Indonesia dalam mewujudkan cita-cita menjadi barometer ekonomi syariah di dunia.
"Seperti yang disampaikan Bapak Presiden dan Wakil Presiden waktu itu, bahwa BSI diibaratkan seperti bayi raksasa yang baru lahir dilahirkan dari 3 bank himbara," kata Hery.Â
Dalam membawa Indonesia menjadi pusat gravitasi ekonomi syariah, hadirnya bank syariah Indonesia dinilai lebih dari sekedar aksi korporasi. "Namun juga sebagai wujud pemerintah untuk memajukan ekonomi syariah dan langkah strategis salah satu pusat keuangan syariah di dunia," tandasnya.Â
Advertisement