Liputan6.com, Jakarta - PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) optimistis kenaikan permintaan sepanjang 2021. Hal ini sejalan dengan performa bisnis perusahaan yang juga mengalami perbaikan.
"Untuk 2021 kita mengantisipasi akan bertumbuh marketnya dan juga performa bisnis perusahaan sesuai dengan pertumbuhan market yang tentu saja semakin membaik," kata President Director Michelin Indonesia dan Multistrada Arah Sarana, Steve Vette, Kamis (6/5/2021).
Baca Juga
Hal ini sejalan dengan pencapaian perseroan pada kuartal II tahun ini. Produsen ban tersebut menegaskan, hingga saat ini terdapat kenaikan cukup signifikan dibandingkan periode sama tahun lalu.
Advertisement
"Untuk kuartal II kita cukup puas dengan hasil sejauh ini karena ada pertumbuhan permintaan yang sangat positif, terutama dari market ekspor dan lokal market yang sudah mulai membaik dibandingkan tahun lalu," ujarnya.
Meski demikian, Steve enggan mengungkapkan secara gamblang target kenaikan yang ingin dicapai emiten berkode MASA tersebut.
Tak hanya itu, Multistrada Arah Sarana juga akan evaluasi secara internal untuk menumbuhkan intergrasi terkait keputusannya untuk membatalkan rencana go private.
"Memang itu keputusannya tidak mudah karena kita harus berkonsultasi dengan pemegang saham pengendali tapi kita masih terus melihat perkembangan situasi seperti apa," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Kapan Saham MASA Kembali Diperdagangkan?
Sebelumnya, memiliki rencana melakukan voluntary delisting dan go private, PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) meminta permohonan suspensi perdagangan saham kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui surat Nomor Ref:0001/FA/MASA/III/21 pada 1 Maret 2021.
Namun, hal tersebut gagal terlaksana, emiten berkode MASA itu akhirnya memilih untuk tetap menjadi perusahaan terbuka. Lalu kapan perdagangan saham perseroan akan kembali dilakukan?
Menanggapi hal ini, Presiden Direktur Michelin Indonesia dan Multistrada Arah Sarana, Steve Vette masih belum mengetahui secara pasti kapan perdagangan saham perusahaan ban tersebut akan kembali dibuka.
"Saya rasa pembukaan saham kembali akan ditentukan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Tetapi ini salah satu yang selalu kita konsultasikan dengan BEI," katanya dalam Public Expose, Kamis, 6 Mei 2021.
Steve juga menuturkan, salah satu syarat agar perdagangan saham bisa kembali berlangsung ialah menyampaikan informasi terkait tindak lanjut go private.
"Salah satu syarat perdagangan bisa dibuka kembali ialah Multistrada sebelumnya harus menyampaikan informasi tentang tindak lanjut mengenai delisting dan go private," ujarnya.
Sebelumnya, BEI menghentikan sementara perdagangan efek (suspensi) PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) pada Selasa 2 Maret 2021.
"Berdasarkan hal tersebut, maka bursa memutuskan untuk melakukan penghentian sementara perdagangan efek perseroan (MASA) di semua pasar mulai sesi I perdagangan efek pada 2 Maret 2021,” tulis Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 2 Vera Florida dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI Irvan Susandy dalam keterbukaan informasi BEI.
Dengan demikian, BEI suspensi efek perseroan (MASA) di seluruh pasar efektif mulai sesi I perdagangan efek pada 2 Maret 2021.
"Bursa meminta kepada pihak-pihak terkait untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan,” ujar dia.
Berdasarkan data RTI, pemegang saham MASA per 31 Januari 2021, Socgen SA Compagnie Generale Des Etablissements Michelin genggam 99,64 persen, masyarakat sebesar 0,36 persen.
Advertisement