Memilih Saham yang Bakal Diuntungkan Selama PPKM Darurat

Di tengah sentimen PPKM Darurat, ada sejumlah sektor yang masih bisa bertahan dan bisa dicermati oleh investor.

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Jul 2021, 08:05 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2021, 08:04 WIB
Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat berlaku 3-20 Juli 2021 di Jawa dan Bali. Di tengah sentiment PPKM Darurat tersebut ada sejumlah saham menarik yang dapat jadi pertimbangan investor. Apa saja?

Head of Equity Trading MNC Sekuritas, Frankie W. Prasetio menilai, bursa saham tidak terlalu turun signifikan menghadapi PPKM Darurat. Hal ini mempertimbangkan kondisi kasus positif COVID-19 cukup memburuk. Ia menuturkan, kebijakan ini dilakukan untuk kebaikan jangka panjang.

Di tengah sentimen PPKM Darurat, Frankie mengatakan, ada sejumlah sektor yang masih bisa bertahan meski aturan saat ini cukup ketat.

Aturan itu seperti sektor non-esensial harus menerapkan 100 persen work from home (WHF), pusat perbelanjaan, mal dan pusat perdagangan juga tutup, serta sejumlah fasilitas umum seperti tempat wisata dan area publik lainnya tutup.

Frankie memilih sejumlah saham yang dapat dicermati selama PPKM Darurat. Dari sektor barang konsumsi, ia memilih saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Ia menilai, masyarakat bakal membeli stok konsumsi dan untuk produk ICBP cukup menjadi pilihan saat PPKM Darurat seperti mie instan.

"Di sisi lain saham ICBP pun tergolong cukup murah, di mana saat ini harga sudah berada di level support kuat level 8.000an, target terdekat 9.000,” ujar dia dalam catatannya, dikutip Senin (5/7/2021).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Saham LSIP hingga AGII

IHSG Ditutup Melemah ke 6.023,64
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpampang di Jakarta, Kamis (10/10/2019). Dari 10 sektor pembentuk IHSG, lima sektor saham berada di zona merah. Pelemahan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dari sektor perkebunan, Frankie memilih saham emiten sawit. Salah satu pilihannya PT London Sumatera Tbk (LSIP). LSIP mencatat kinerja positif sepanjang kuartal I 2021. Pendapatan perseroan naik 47,62 persen dari Rp 810,01 miliar pada kuartal I 2020 menjadi Rp 1,19 triliun pada kuartal I 2021.

Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 266,78 persen menjadi Rp 297,23 miliar pada kuartal I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 81,04 miliar.

"LSIP membukukan pendapatan luar biasa di kuartal I ini, namun dengan harga saham yang sedang turun,” kata dia.

Ia menambahkan, untuk CPO dan produk turunannya juga dipakai sebagai bahan baku utama produk-produk consumer goods, seperti minyak goreng dan produk perawatan tubuh, tadi tetap menjadi kebutuhan masyrakat walau di masa PPKM darurat. "Untuk target LSIP bisa di kisaran 1.200-1.300," kata dia.

Selain itu, Frankie juga memilih saham PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII). Frankie menuturkan, produk AGII yang salah satunya adalah oksigen baik untuk industri dan medis sangat laris manis di tengah naiknya penambahan jumlah kasus COVID-19.

"Terutama tabung oksigen untuk medis, dimana AGII juga telah melakukan ekspor tabung oksigen ke India dan Maladewa, untuk membantu mengatasi kasus COVID-19 di sana,” ujar dia.

Perusahaan FMCG dan Menara Telekomunikasi Bakal Positif

20161102-Menara Tower-Jakarta- Angga Yuniar
Menara jaringan telekomunikasi milik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Jakarta, Rabu (2/11). Pemerintah akan terus mendorong perluasan akses digital di masyarakat di pelosok Tanah Air. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dalam laporan PT Ashmore Aset Management Indonesia menyebutkan IHSG ditutup mendatar ke posisi 6.023. Ashmore menilai, PPKM Darurat tersebut sudah diantisipasi investor.

Adapun perusahaan fast moving consumer goods (FMCG) dan menara telekomunikasi akan positif seiring rotasi dan kebijakan melaksanakan aktivitas di rumah saja.

“Sektor jalan tol, mal, ritel dan transportasi mungkin alami tekanan,” tulis Ashmore.

Adapun Ashmore Aset Management Indonesia tetap positif untuk saham Indonesia dalam jangka menengah panjang. Hal ini didukung komoditas, IPO perusahaan teknologi, cadangan, defisit transaksi berjalan lebih baik, kenaikan belanja modal dan aliran dana investasi asing.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya