Wall Street Menguat, Indeks S&P Kembali Cetak Rekor Berkat Saham Teknologi

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik 0,34 persen ke level tertinggi di posisi 4.358,13.

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Jul 2021, 06:00 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2021, 06:00 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis Michael Pistillo (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Rabu, 7 Juli 2021. Indeks S&P 500 cetak rekor terbaru seiring investor kembali masuk ke saham teknologi berkapitalisasi besar.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik 0,34 persen ke level tertinggi di posisi 4.358,13. Indeks Dow Jones mendaki 104,42 poin ke posisi 34.681,79. Indeks Nasdaq ditutup mendatar di posisi 14.665,06 meski mencapai rekor intraday tak lama setelah pembukaan.

Dengan penurunan suku bunga dan wall street mengkhawatirkan puncak pertumbuhan ekonomi, investor kembali ke saham teknologi raksasa. Saham Apple dan Amazon menguat sekitar 15 persen selama sebulan terakhir. Angka ini di atas kinerja indeks S&P 500 naik 3,1 persen. Saham Apple naik 1,8 persen dan Amazon menguat hampir 0,6 persen.

Menentang banyak prediksi, imbal hasil treasury 10 tahun turun ke level terendah 1,296 persen pada Rabu pekan ini. "Seperti yang terjadi selama beberapa waktu, arah imbal hasil obligasi dan saham teknologi telah bergabung,” ujar Chief Investment Strategist Leuthold Group, Jim Paulsen, dilansir dari CNBC, Kamis (8/7/2021).

Ia menambahkan, pelaku pasar akan mengawasi saat indeks teknologi S&P 500 bergerak lebih dekat ke harga relatif tinggi yang ditetapkan September lalu. "Penembusan di atas level itu tentu akan memperkuat siklus kepemimpinan berkelanjutan untuk teknologi," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Risalah The Fed

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Di sisi lain, risalah the Federal Reserve dari pertemuan 15-16 Juni, bank sentral AS mempertahankan suku bunga jangka pendek mendekati nol tetapi juga menunjukkan kemungkinan akan menyesuaikan kebijakan sebaliknya pada bulan mendatang.

Selain itu, risalah mengungkapkan bank sentral membahas pengurangan pembelian obligasi tetapi tidak terburu-buru untuk memulai proses tersebut.

Saham energi berada di zona merah karena harga minyak turun. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) sempat menyentuh level tertinggi dalam enam tahun pada perdagangan Selasa, 6 Juli 2021.

Namun, perdagangan Rabu, 7 Juli 2021, harga minyak kembali turun. Occidental Petroleum turun hampir 3,4 persen, APA Corp dan Pioneer Natural Resources keduanya turun sekitar 2,3 persen.

Sahma bank termasuk Goldman Sachs dan Bank of America melanjutkan penurunan pada Rabu pekan ini karena imbal hasil obligasi jangka panjang turun dalam, dan merusakan prospek keuntungan industri.

Investor mungkin khawatir ekonomi mendekati puncaknya dan koreksi dapat terjadi. Analis menilai, kombinasi dari tekanan margin keuntungan, ketakutan inflasi, rencana pengurangan stimulus the Fed dan kemungkinan pajak lebih tinggi dapat berkontribusi pada penarikan akhirnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya