XL Axiata Bakal Akuisisi Saham LINK Berpotensi Genjot Pelanggan Link Net

Presiden Direktur PT Link Net Tbk, Marlo Budiman menuturkan, perseroan tetap konsisten menjalankan bisnis inti ke depan seiring rencana penjualan saham LINK kepada XL Axiata dan Axiata.

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Agu 2021, 13:24 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2021, 13:23 WIB
Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Rencana PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan grup Axiata Berhad membeli saham PT Link Net Tbk (LINK) akan memperluas jaringan dan target pertumbuhan pelanggan.

Presiden Direktur PT Link Net Tbk, Marlo Budiman menuturkan, perseroan tetap konsisten menjalankan bisnis inti ke depan seiring rencana penjualan saham LINK kepada XL Axiata dan Axiata. 

Ia mengatakan, ada aksi korporasi tersebut akan menjadi sinergi dan bisnis baru untuk perseroan dan XL Axiata. Hal ini dengan ada tambahan bisnis baru dari penggunaan infrastruktur tiang dan backhaul capacity milik Link Net yang disinergikan untuk ekspansi 5G XL.

"Dampaknya ekspansi network dan target pertumbuhan pelanggan yang lebih agresif,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (4/8/2021).

Sebelumnya, XL Axiata dan grup Axiata Berhad akan membeli 66,03 persen saham LINK dari Asia Link Dewa Pte Ltd dan PT First Media Tbk (KBLV).

PT XL Axiata Tbk dan grup Axiata Berhad bersama Asia Link Dewa Pte Ltd (ALD) dan PT First Media Tbk (KBLV) teken term sheet yang belum mengikat (term sheet) untuk mengambilalih sebanyak 1.816.735.484 saham atau 1,81 miliar saham LINK pada 30 Juli 2021.

Saat ditanya mengenai harga dalam transaksi tersebut, Marlo mengatakan, pihaknya belum dapat memberikan penjelasan mengenal hal itu. “Akan tetapi harganya tentunya harga premium dibandingkan harga saham LINK sekarang ini,” ujar dia.

Terkait target perseroan setelah transaksi tersebut, Marlo menuturkan, hal itu masih menjadi diskusi antara para pihak.

Pada penutupan perdagangan saham sesi I, Rabu, 4 Agustus 2021, saham Link Net turun 1,12 persen ke posisi Rp 4.400 per saham. Saham LINK berada di level tertinggi 4.450 dan terendah 4.370 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 532 kali dengan volume perdagangan 15.931. Nilai transaksi harian saham Rp 7 miliar.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Dampak PPKM

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sedangkan untuk dampak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), Marlo mengatakan hal itu berdampak dengan memberikan keuntungan bagi LINK.

Hal itu dari segi penambahan jumlah pelanggan dan peningkatan averega revenue per user (ARPU) atau rerata pendapatan pengguna. Akan tetapi, Marlo belum dapat menjelaskan detil.


Kinerja Kuartal I 2021

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

PT Link Net Tbk mencatat pendapatan Rp 1,068 triliun pada kuartal I 2021. Realisasi pendapatan itu tumbuh 11,44 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 958,99 miliar.

Rincian pendapatan perseroan antara lain broadband internet dan jaringan sebesar Rp 501,18 miliar, televisi kabel Rp 513,56 miliar, dan lain-lain Rp 54,04 miliar.

Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tumbuh 25,9 persen menjadi Rp 249,02 miliar pada kuartal I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 197,70 miliar.

Total ekuitas tercatat Rp 4,87 triliun pada 31 Maret 2021 dari periode Desember 2020 sebesar Rp 4,62 triliun. Total liabilitas naik menjadi Rp 4,23 triliun pada kuartal I 2021 dari periode Desember 2020 sebesar Rp 3,17 triliun. Aset perseroan naik menjadi Rp 9,1 triliun pada 31 Maret 2021. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 1,2 triliun pada 31 Maret 2021.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya