Wall Street Kompak Menghijau, Indeks Dow Jones Cetak Rekor Berkat Saham Disney

Wall street kembali melanjutkan penguatan pada Jumat, 13 Agustus 2021. Hal ini mendorong indeks Dow Jones dan S&P cetak rekor.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Agu 2021, 07:20 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2021, 07:20 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Director of Trading Floor Operations Fernando Munoz (kanan) saat bekerja dengan pialang Robert Oswald di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak menguat pada perdagangan saham Jumat, 13 Agustus 2021. Indeks S&P 500 dan indeks Dow Jones mencapai posisi tertinggi baru sepanjang masa.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 15,53 poin ke posisi 35.515,38. Indeks S&P 500 menguat 0,16 persen ke posisi 4.468. Indeks Nasdaq hanya naik 0,04 persen menjadi 14.822,90.

Saham Disney melonjak satu persen setelah melaporkan lonjakan pendapatan fiskal kuartal III 2021. Saham Disney mendorong indeks Dow Jones sentuh rekor baru. Raksasa media tersebut menghempaskan harapan wall street pada pertumbuhan pelanggan Disney+, pendapatan dan keuntungan.

Di antara sektor S&P 500, sektor kebutuhan pokok konsumen dan utilitas mengungguli karena saham Tyson Foods bertambah 2,3 persen dan NRG Energy naik 1,3 persen. Sektor saham energi dan industri mencatat kembali kinerja buruk. Saham Diamondback Energy turun 4,7 persen, United Rentals melemah 2,2 persen, dan saham Ebay bertambah 7,4 persen.

Pada pekan ini, indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing naik 0,8 persen dan 0,7 persen di tengah volume perdagangan yang tipis. Indeks Nasdaq turun di bawah 0,1 persen.

"SPX terus bergerak lebih tinggi di tengah data ekonomi yang beragam dan kurangnya konsensus di antara pembicara the Fed tentang kapan harus mulai tapering. Kasus bull tetap utuh meskipun kenaikan sektor dan faktor tidak konsisten,” tulis Andrew Tyler dari JP Morgan, dilansir dari CNBC,. Sabtu (14/8/2021).

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Investor Cerna Data Ekonomi yang Beragam

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Steven Kaplan (tengah) saat bekerja dengan sesama pialang di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Sementara itu, investor mencerna data ekonomi yang beragam. Sentimen the University of Michigan untuk Agustus hanya 70,2, dan merupakan level terlemah sejak Desember 2011.

BMO Capital Markets Strategist Ian Lyngen mengatakan, pembacaan rendah tidak hanya mencerminkan harga lebih tinggi, tetapi juga kenaikan dalam jumlah varian delta.

Laporan the University of Michigan menyebutkan, konsumen telah dengan tepat beralasan kinerja ekonomi akan berkurang selama beberapa bulan ke depan. Akan tetapi, lonjakan luar biasa dalam penilaian ekonomi negatif juga mencerminkan respons emosional terutama dari pupusnya harapan pandemi akan segera berakhir.

Pada Kamis, 12 Agustus 2021, Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat mengatakan klaim pengangguran mingguan mencapai 375.000 pada pekan lalu. Ini sesuai dengan perkiraan, dan menurun untuk minggu ketiga berturut-turut.


Musim Laporan Keuangan

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Sementara itu, indeks harga produsen tidak termasuk komponen volatile food, jasa perdagangan dan energi naik 0,9 persen bulan lalu dibandingkan kenaikan 0,5 persen.

"Angka PPI/harga rumah yang panas mengambil sebagian dari inflasi telah mencapai puncaknya yang disebabkan oleh IHK Rabu, dan ini mendorong pengambilan keuntungan yang sangat sederhana dalam kelompok siklikal setelah dua hari mencatat kinerja lebih baik,” Founder of Vital Knowledge, Adam Crisafulli.

Saham mencetak rekor di tengah musim laporan keuangan dengan pendapatan yang luar biasa. Pertumbuhan pendapatan dari tahun ke tahun diharapkan menjadi 92,9 persen, berdasarkan data Refinitiv.

Sejauh ini sekitar 90 persen dari perusahaan dalam S&P 500 telah menyerahkan laporan triwulanan, dan sekitar 88 persen telah mengalahkan perkiraan pendapatan dari analis wall street.

Saham Airbnb naik 1 persen bahkan setelah perseroan mengeluarkan peringatan tentang volatilias karena varian delta COVID-19.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya