Wall Street Kompak Menguat, Indeks Dow Jones dan S&P 500 Kembali Cetak Rekor

Wall street kompak menguat pada perdagangan Kamis, 12 Agustus 2021 di tengah rilis data ekonomi klaim pengangguran.

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Agu 2021, 06:21 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2021, 06:21 WIB
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan saham Kamis, 12 Agustus 2021. Wall street naik didorong indeks Dow Jones dan S&P 500Ā  yang mencetak rekor baru.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 14,88 poin menjadi 35.499,85. Indeks S&P 500 menanjak 0,3 persen menjadi 4.460,83. Indeks Nasdaq menguat 0,3 persen menjadi 14.816,26.

Di antara sektor saham di indeks S&P, sektor perawatan kesehatan dan teknologi unggul dengan kenaikan masing-masing sekitar 0,8 persen dan 0,6 persen. Sementara itu, sektor saham energi, industri dan material melemah.

Saham Salesforce dan Apple termasuk saham dengan kinerja terbaik di indeks Dow Jones, sedangkan Home Depot dan Visa tergelincir.

"Meski pun relatif tenang, ada beberapa putaran lagi di bawah permukaan indeks S&P 500,ā€ tulis Analis Goldman Sachs, Chris Hussey, dilansir dari CNBC, Jumat (13/8/2021).

Ia menambahkan, sektor saham industri, material, dan energi semuanya memimpin S&P 500 dalam sesi terakhir. Chris menuturkan, sebagian didukung oleh harapan untuk peningkatan belanja infrastruktur, tetapi sekarang berkinerja terburuk.

ā€œSebaliknya kami melihat rotasi kembali ke saham berdurasi panjang termasuk teknologi, layanan kesehatan, dan komunikasi,ā€ kata dia.

Ā 

Ā 

Ā 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Data Klaim Pengangguran

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) melaporkan klaim pengangguran awal sedikit menurun pekan lalu. Hal ini karena pasar tenaga kerja AS melanjutkan pemulihannya dari resesi tahun lalu. Ada 375.000 klaim pekan lalu, sesuai dengan perkiraan. Pada pembacaan sebelumnya, klaim 385.000 tetapi direvisi menjadi 387.000.

Penghasilan tenaga kerja, harga bahan mentah dan barang lainnya yang dibayar pabrikan AS dan bisnis lain naik pada Juli 2021.

Pemerintah mengatakan, indeks harga produsennya tidak termasuk makanan, jasa perdagangan, dan komponen energi naik 0,9 persen bulan lalu dibandingkan perkiraan kenaikan 0,5 persen.

Pembaruan inflasi harga produsen datang sehari setelah Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan, harga konsumen melonjak 5,4 persen dari tahun sebelumnya pada Juli 2021, dan 0,5 persen dari bulan sebelumnya. Inflasi inti bagaimanapun naik hanya 0,3 persen pada Juli 2021, di bawah perkiraan kenaikan 0,4 persen.

ā€œInflasi setidaknya telah berhenti. Baik untuk inti, angka bulanan, dan tahunan stabil atau turun dari bulan lalu. Berdasarkan data itu, inflasi tentu tidak dalam peningkatan yang tak terbendung,ā€ ujar Chief Investment Officer Commonwealth Financial Network, Brad McMillan.

Saham Disney Menguat

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Ia menambahkan, cerita inflasi lebih tentang komponen yang terisolasi ketimbang kenaikan harga secara umum. Bahkan komponen tersebut menunjukkan tanda-tanda puncaknya.

ā€œSaat ini kami menggali angka-angkanya, inflasi berada di atas tempat sebelumnya, tetapi menunjukkan tanda-tanda bergulir dan kembali ke tingkat yang lebih nyaman,ā€ ujar dia.

Saham Micron ditutup 6,3 persen lebih rendah setelah Morgan Stanley memperkirakan perlambatan di pasar chip memori dan menurunkan peringkat saham.

Saham Disney naik hampir 0,7 persen. Raksasa taman hiburan itu merilis pendapatan kuartalan setelah penutupan pasar pada Kamis, 12 Agustus 2021. Perusahaan mengalahkan perkiraan pada laba dan pendapatan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya