23 Perusahaan Antre IPO, Ada Sektor Teknologi dan Energi

Bursa Efek Indonesia (BEI) proses 23 perusahaan antre untuk menggelar IPO.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 08 Sep 2021, 21:03 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2021, 21:03 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja bercengkerama di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). IHSG ditutup naik 3,34 poin atau 0,05 persen ke 5.841,46. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 23 perusahaan antre dalam pipeline pencatatan saham Bursa hingga 8 September 2021. Dari jumlah ini, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, terdapat satu perusahaan dari sektor teknologi dan satu perusahaan dari sektor energy.

"Dari 23 perusahaan, terdapat satu perusahaan di sektor technology dan satu perusahaan di sektor energi dengan bidang usaha renewable energy atau energi terbarukan,” kata dia kepada awak media, Rabu (8/9/2021).

Merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017, jumlah perusahaan dalam pipeline Bursa itu didominasi perusahaan skala besar dengan aset di atas Rp 250 miliar sebanyak 12 perusahaan.

Lalu ada 7 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai dengan Rp 250 miliar, dan 4 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar.

Adapun rincian sektornya adalah sebagai berikut:

• 1 Perusahaan dari sektor Basic Materials;

• 3 Perusahaan dari sektor Industrials;

• 1 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistics;

• 4 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals;

• 7 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals;

• 1 Perusahaan dari sektor Technology;

• 2 Perusahaan dari sektor Energy;

• 2 Perusahaan dari sektor Financials;

• 1 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate;

• 1 Perusahaan dari sektor Infrastructures.

"Bursa senantiasa mendukung semua sektor untuk dapat mengutilisasi eksistensi pasar modal untuk dapat bertumbuh. Khususnya perusahaan yang memanfaatkan teknologi untuk menciptakan inovasi dan juga renewable energy,” pungkas Nyoman.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Penghimpunan Dana dari Pasar Modal Masih Ramai pada Semester II 2021

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai perusahaan masih antusias untuk menggalang dari pasar modal. Hal ini seiring stabilitas nasional dan pemulihan ekonomi yang masih berlanjut pada 2021.

BEI mencatat terdapat 30 perusahaan yang berada pada pipeline saham bursa dengan total dana yang direncanakan untuk dihimpun sebesar Rp 9,6 triliun hingga 3 September 2021.

Sedangkan obligasi dan sukuk sudah 26 emisi yang berada pada pipeline bursa. Obligasi dan sukuk itu akan diterbitkan oleh 17 perusahaan. Total emisi obligasi dan sukuk yang direncanakan oleh perusahaan-perusahaan tersebut sebesar Rp 24,84 triliun.

Selain itu, perusahaan yang bermaksud menggelar hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue yang sudah ada di pipeline mencapai 44 perusahaan dengan total dana rights issue yang direncanakan sebesar Rp 116,57 triliun.

"Berdasarkan catatan kami atas dokumen yang disampaikan calon perusahaan tercatat saham, obligasi dan sukuk, sebagian besar direncanakan akan tercatat pada 2021," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna kepada wartawan, ditulis Selasa (7/9/2021).

Nyoman menilai, perusahaan masih antusias untuk menghimpun dana di pasar modal. Hal tersebut dilihat dari perusahaan-perusahaan yang berada dalam pipeline bursa, menurut Nyoman, jumlahnya masih relatif baik.

"Dalam beberapa hari terakhir, kami juga masih menerima permohonan pencatatan saham. Antusiasme dan optimisme terhadap pasar modal dinilai masih terjaga baik, didorong oleh stabilitas nasional dan pemulihan ekonomi yang masih berlanjut pada 2021," kata dia.

Nyoman menuturkan, penawaran umum saham, obligasi dan sukuk masih terus bertumbuh dengan baik. Hal ini dengan mempertimbangkan stabilitas ekonomi yang tetap terjaga dan pemulihan ekonomi yang terus berlanjut.

"Respons pasar sampai saat ini dinilai positif atas penawaran umum yang dilakukan oleh calon perusahaan tercatat di bursa," kata dia.

Dari sisi pertumbuhan calon perusahaan tercatat untuk melakukan pendanaan di pasar modal juga memberikan sinyal positif. Ini seiring makin maraknya minat perusahaan melakukan permohonan pencatatan efek ke BEI.

"Kami juga selalu mengupdate peraturan sesuai perkembangan pasar," ujar dia.

Adapun dari sisi investor di pasar modal juga mengalami pertumbuhan yang positif. Sesuai data yang diperoleh dari KSEI, jumlah investor di pasar modal mengalami pertumbuhan yang baik dari waktu ke waktu.

Hingga 31 Juli 2021, investor di pasar modal telah mencapai 5,8 juta investor atau meningkat 48,7 persen dibandingkan Desember 2020 yang berjumlah 3,9 juta investor.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya